Usaha peternakan sapi perah merupakan usaha yang memiliki peran penting
dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani di Indonesia. Permintaan susu sapi
perah terus meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut diiringi dengan adanya
peningkatan pendapatan penduduk dan pertumbuhan ekonomi nasional. Badan
Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa produksi susu segar di Indonesia pada
tahun 2022 mencapai 968.980 ton. Jumlah produksi susu segar naik 2,38%
dibandingkan tahun 2021 yang jumlahnya 946.388 ton. Kenaikan permintaan susu
sapi perah telah mendorong penyediaan protein hewani bagi masyarakat,
penyediaan bahan baku industri serta membuka lapangan kerja yang dapat
mendorong terciptanya peternakan yang berkelanjutan. Produksi susu sapi perah terus mengalami peningkatan dalam dua dekade
terakhir. Produksi susu sapi segar sempat anjlok pada tahun 2013 tetapi produksi
susu sapi segar kembali meningkat pada tahun 2014 hingga tahun 2018. Tahun 2019
jumlah produksi susu sapi segar sedikit menurut tetapi terus mengalami
peningkatan pada tahun 2020 hingga tahun 2022. Dalam dua dekade terakhir
produksi susu sapi perah terbesar ada pada tahun 2011 yaitu dapat mencapai
974.694 ton dan produksi terendahnya ada pada tahun 2002 yaitu 495.647 ton
(BPS, 2022). Usaha peternakan sapi perah dapat dikategorikan berdasarkan skala
usahanya yaitu terdiri atas peternakan sapi perah rakyat dan perusahaan peternakan
sapi perah. Lebih dari 90% usaha peternakan sapi perah yang yang ada di Indonesia
dijalankan oleh peternak rakyat. Analisis usaha merupakan cara untuk mengetahui tingkat
kelayakan usaha, keberlangsungan usaha, stabilitas serta profitabilitas suatu usaha. Dengan dilakukannya kegiatan Tugas Akhir (TA) yang berjudul Analisis Usaha
Peternakan Sapi Perah di Sawah Ijo Farm Badran Baru, Kecamatan Tasikmadu,
Kabupaten Karanganyar ini bertujuan untuk mendalami manajemen pemeliharaaan
sapi perah dan melakukan perhitungan analisis kelayakan usaha yang meliputi
Benefit Cost Ratio (BCR), Payback Period of Credits (PPC) serta Break Even Point
(BEP)