Abstrak


Pengaruh Perbedaan Strain Ayam Petelur Terhadap Produktivitas dan Kualitas Eksternal Telur (Studi Kasus di UD. Hajar Satwa Farm, Titang, Simo, Boyolali)


Oleh :
Miftakhul Mubin - V2321018 - Sekolah Vokasi

Telur ayam menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat sebagai bahan pangan sumber protein yang disukai banyak orang, memiliki gizi lengkap, mudah dicerna dan memiliki harga yang relatif terjangkau. Berbagai strain atau galur ayam dari petelur telah dikembangkan oleh para ahli genetik dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, Dua strain ayam petelur yang kerap dibudidayakan di Indonesia adalah Lohmann Brown dan Hyline Brown. Kedua strain ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga masing-masing strain memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemahaman mengenai perbedaan kedua strain tersebut sangat penting bagi peternak dalam memilih dan mengembangkan ayam petelur yang sesuai dengan kondisi dan tujuan usaha. Perbandingan kedua strain ini akan berfokus pada produktivitas dan kualitas eksternal telurn yang dimiliki dengan mengambil sampel produktivitas dari 2 kandang yang berbeda namun dengan kondisi dan perlakuan yang relatif sama, sampel produktivitas diambil dari 8 minggu pemeliharaan pada umur 27 – 34 minggu. Sampel telur yang digunakan merupakan telur dari ayam peterur dengan rentang umur 37 – 42 minggu pada fase layer, sampel yang digunakan berjumlah 60 butir telur dari masing-masing strain guna membandingkan bobot telur, bentuk telur dan indeks telur masing-masing strain. Hasil studi kasus ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi peternak dalam memilih strain yang sesuai dengan kebutuhan usahanya. Hasil yang didapatkan pada perbandingan produktivitas dan kualitas eksternal telur dari Lohmann Brown dan Hy-Line Brown menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0>Hy-Line Brown memiliki produktivitas yang lebih baik dengan nilai HDP dapat mencapai 96,7?ngan FCR 2,09. Hy-line Brown juga memiliki kualitas eksternal yang lebih baik dibandingkan dengan Lohmann Brown.