Abstrak


Morfologi Cerita dalam Legenda Rawa Pening


Oleh :
Muh. Radhitya Kusuma Negara - B0220043 - Fak. Ilmu Budaya

ABSTRAK

Muh. Radhitya Kusuma Negara. B0220043. 2024. Morfologi Cerita dalam Legenda Rawa Pening : Telaah Fungsi Pelaku Vladimir Propp . Skripsi: Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.


Penelitian morfologi cerita dengan melihat fungsi pelaku telah banyak dilakukan. Sayangnya penelitian mengenai fungsi pelaku pada cerita rakyat Rawa Pening masih kurang dapat perhatian. Pada penelitian ini penulis mengambil topik morfologi cerita : telaah fungsi pelaku Vladimir Propp dengan objek cerita legenda Rawa Pening versi Tri Wahyuni dan Pandiman.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (i) Apa saja motif yang terdapat dalam struktur naratif cerita rakyat Rawa Pening? (ii) Apa saja fungsi pelaku dan lingkungan tindakan yang muncul dalam struktur naratif cerita legenda Rawa Pening?, dan (iii) Bagaimana rangkaian fungsi pelaku pada masing-masing versi cerita legenda Rawa Pening?

Tujuan penelitian ini mencakup dua hal, yakni: (i) Mengetahui motif yang muncul dalam struktur naratif cerita legenda Rawa Pening (ii) Mengetahui fungsi pelaku dan lingkungan tindakan yang terdapat dalam struktur naratif cerita rakyat Rawa Pening dan (iii) Mengetahui morfologi cerita dalam struktur naratif cerita rakyat Rawa Pening.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif - deskriptif dan teori struktural. Data dalam penelitian ini adalah narasi cerita legenda Rawa Pening, wacana tentang struktur naratif dan fungsi pelaku, cerita rakyat-legenda, serta informasi lain terkait topik. Data tersebut diperoleh dengan teknik wawancara, baca dan catat. Data primer tersebut diinterpretasi menggunakan cara kerja teori fungsi-pelaku Propp dari pencarian fungsi – fungsi sampai menguraikan skema pergerakan fungsi-fungsi tersebut untuk mencari morfologi cerita.

Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu: (i) Buku berjudul Legenda Rawa Pening Cerita Rakyat Dari Jawa Tengah karya Tri Wahyuni (2016); (ii) Hasil wawancara dan tuturan dari informan atau narasumber. Sementara itu, sumber data sekundernya adalah artikel, buku, dan literatur terkait topik penelitian.

Simpulan penelitian ini adalah: (i) Motif dalam Cerita: Cerita dari kedua penulis memiliki motif-motif yang mirip, seperti misi meminjam pusaka, kelahiran anak dalam wujud ular, dan hukuman kepada desa yang sombong. Namun, urutan dan fokus pada motif-motif tersebut berbeda, dengan versi Tri Wahyuni yang memiliki 14 urutan motif, sementara versi Pandiman hanya memiliki 12. (ii) Analisis Fungsi Pelaku: Fungsi-fungsi pelaku dalam cerita juga dianalisis berdasarkan teori Propp, seperti keberangkatan, pelanggaran, tugas sulit, dan hukuman. Kedua cerita memperlihatkan pola yang konsisten dalam penggunaan fungsi-fungsi ini, namun versi Tri Wahyuni menunjukkan lebih banyak fungsi dan pengulangan dibandingkan versi Pandiman.; (iii) Analisis morfologi dalam cerita: Rawa Pening versi Tri Wahyuni bentuk morfologinya ↑ C a ζ L T G F A E J M L I U G O ↓ dan versi Pandiman bentuk morfologinya ↑ δ G D F F M A T A L U I