Abstrak


Sifat Fisik Dan Geokimia Tanah Lapukan Batuan Tuff Formasi Semilir Sebagai Material Geoteknik


Oleh :
Novi Asniar - T751708004 - Fak. Teknik

Formasi Semilir merupakan formasi yang tersusun atas material asal gunung api. Kenampakan di lapangan berupa batuan yang masif dan tebal. Formasi ini tersusun atas batuserpih berwarna putih keabu-abuan pada bagian bawah, tuff dasitan dan dominasi berupa breksi tuff pumisan. Tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan tuff di Formasi Semilir sering digunakan masyarakat sekitar sebagai material tanah timbunan perkerasan jalan (sub-grade) atau timbunan lainnya. Pemilihan tanah lapukan tuff sebagai material subgrade harus memenuhi beberapa kriteria salah satunya kekuatan tanah dalam menahan beban dengan pengujian California Bearing Ratio (CBR) dan kuat geser. Nilai CBR dan kuat geser pada tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah gradasi butiran tanah, sifat fisis tanah, kepadatan tanah, kadar air dan kandungan mineral yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi pengaruh sifat fisik tanah. mineralogi dan geokimia pada tanah lapukan tuff terhadap daya dukung tanah yang dinyatakan dengan nilai CBR dan kuat geser. Sampel yang digunakan adalah sampel tanah lapukan Tuff yang diambil dari dua belas lokasi berbeda di Formasi Semilir, yaitu Candi Sari 1 (CS1), Candi Sari 2 (CS2), Watu Payung 1 (WP1), Watu Payung 2 (WP2), Nlipar Lapis atas (NLa), Nlipar Lapis bawah (NLb), Semilir 1 (S1), Semilir 2 (S2), Gajah Mungkur 1 (GM1), Gajah Mungkur 2 (GM2), Ponorogo 1 (P1) dan Ponorogo 2 (P2). Sampel-sampel ini diuji untuk menentukan sifat fisik, sifat mekanik, kandungan mneralogi dan geokimianya. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis X-Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk mengetahui karakteristik mineralogi tanah dan X-Ray Flouressence (XRF) untuk mengetahui unsur utama tanah dan tingkat pelapukan tanah dengan perhitungan Indeks Pelapukan Kimia. Penentuan sifat fisik tanah ditentukan dengan metode pengujian analisa gradasi butiran tanah, batas-batas Atterberg dan permeabilitas, sedangkan analisis daya dukung dengan menggunakan uji pemadatan proctor modifikasi dan CBR. Hasil pengujian XRD dan SEM menunjukkan kandungan mineral yang dominan pada Sampel WP1 dan WP2 yaitu kuarsa dan saponit, pada sampel GM2 dan CS1 didominasi kuarsa dan halloysit, pada sampel CS2 dan S2 didominasi anortit dan halloysit, sampel NLa dan NLb didominasi mineral kuarsa, kalsit dan mika, sedangkan sampel P1 dan P2 didominasi mineral anortit dan kalsit. Hasil Analisis XRF menunjukkan tanah lapukan tuff Formasi Semilir termasuk pada tanah lapukan dari batuan felsik dan batuan karbonat. Terdapat korelasi >90% antara tingkat pelapukan tanah dengan indek pelapukan kimia Vogt’s Ratio, dan korelasi >80?ngan indek pelapukan Weathering Index of Parker, Chemical Index od Weathering, Chemical Index of Alteration dan Plagioclase Index of Alteration. Hasil analisis akhir menunjukkan adanya penurunan nilai CBR seiring dengan kenaikan tingkat pelapukan. Nilai permeabilitas tanah masuk pada kategori rendah, hal ini diakibatkan proses pemadatan pada sampel dan adanya kandungan mineral lempung pada tanah.