;
Latar
Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan mental yang
memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk spiritualitas dan religiusitas.
Kedua aspek ini dapat menjadi mekanisme koping yang membantu pasien, namun juga
bisa memperburuk kondisi jika terkait dengan waham atau delusi religius. Oleh
karena itu, penting untuk memahami pengalaman subjektif pasien skizofrenia
terkait spiritualitas dan religiusitas.
Tujuan: Penelitian
ini bertujuan untuk mengungkap makna subjektif dari pengalaman spiritualitas
dan religiusitas pada pasien skizofrenia, serta memahami dampaknya terhadap
kesejahteraan mental mereka.
Metode: Penelitian
ini menggunakan pendekatan fenomenologis kualitatif yang dilakukan di
Karesidenan Surakarta selama Agustus-September 2024. Subjek dipilih secara
purposive sampling, dengan kriteria pasien skizofrenia berusia 18-60 tahun,
kondisi medis stabil, tanpa waham religi, serta mampu memahami bahasa
Indonesia. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur, observasi dan dokumentasi,
Hasil: Empat tema utama teridentifikasi: (1) stigma
sosial, efek samping obat, dan psikopatologi mempengaruhi praktik ibadah serta
konsistensi ritual spiritual; (2) keyakinan kepada Tuhan sebagai sumber
kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup; (3) dukungan sosial dari tokoh
agama, keluarga, dan masyarakat memberikan stabilitas emosional dan spiritual;
dan (4) religiusitas berfungsi sebagai mekanisme koping yang membantu pasien
merasa lebih tenang, stabil, serta termotivasi menjalani pengobatan.
Simpulan: Spiritualitas
dan religiusitas memainkan peran penting dalam kehidupan pasien skizofrenia,
baik sebagai sumber kekuatan maupun sebagai mekanisme koping yang mendukung
kesejahteraan mental mereka.