Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan (1) alasan Timor
Timur berintegrasi dengan Indonesia (2) bagaimana kondisi pembangunan sosial,
ekonomi, dan pemerintahan Timor Timur pada saat bergabung dengan Indonesia
(3) alasan disintegrasi Timor Timur dari Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, dengan tahapan
heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Sumber data berupa sumber
primer yaitu arsip inventaris Timor Timur, surat kabar Berita Yudha, Bali Post,
Suara Karya, Harian Neraca, Waspada, Solopos, Analisa dan sumber sekunder
yaitu buku, jurnal, skripsi yang ada kaitanya dengan Integrasi dan Disintegrasi
Timor Timur pada tahun 1976-1999. Teknik pengumpulan data menggunakan studi
pustaka dan studi dokumen. Teknik analisis data menggunakan pendekatan politik.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Alasan Timor Timur berintegrasi dengan
Indonesia karena proses dekolonisasi tanah jajahan yang dilakukan oleh Portugis
tidak berjalan dengan semestinya, pembentukan partai politik United Democratica
Timorense (UDT), Frente Revolucionária de Timor Leste Independente (Fretilin),
(Apodeti), Klibur Oan Timor Asu'wain (KOTA), Partai Buruh Timor (Trabalhista)
memiliki perbedaan keinginan untuk penentuan nasib masa depan Timor Timur.
Perbedaan ini menyebabkan bentrokan antar partai dan menimbulkan korban jiwa
yang banyak. Bubarnya koalisi UDT dan Fretilin juga menjadi salah satu faktor
penyebab pecahnya perang saudara karena adanya keinginan untuk mendirikan
negara merdeka Timor Timur. Kondisi yang tidak memungkinkan untuk
memproklamasikan kemerdekaan menurut partai Apodeti KOTA dan Trabalhista
menyebabkan mereka ingin berintegrasi ke dalam wilayah Indonesia. (2)
Pembangunan di Timor Timur setelah berintegrasi dengan Indonesia mulai
dilakukan dengan tujuan untuk pemerataan pembangunan Indonesia mulai dari
pendidikan, perekonomian, sosial. Pembangunan tersebut memiliki tujuan untuk
pemerataan wilayah ke-27 Indonesia. (3) Krisis ekonomi pada tahun 1998
memberikan dampak terhadap ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah
yang dijalankan dengan melakukan demonstrasi yang menuntut berpisah dengan
Indonesia. Dukungan dari kelompok pro-kemerdekaan kembali memanas
dikarenakan tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan
Tentara Nasional Indonesia, sehingga memperkuat keinginan untuk berpisah serta
dukungan dari negara luar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menambah kuat
keinginan untuk berpisah dari Indonesia dan mendirikan negara merdeka.