Gandum yang bukan makanan pokok tradisional di Indonesia, namun peranannya semakin penting dalam sepuluh tahun terakhir. Perubahan cepat dalam pola konsumsi kelompok pendapatan rendah dan menengah, yang beralih ke makanan olahan dari gandum seperti mi instan dan roti, telah mengakibatkan peningkatan impor gandum atau tepung terigu, sementara permintaan terhadap pangan lokal seperti ketela dan umbi-umbian menurun. Gandum merupakan tanaman subtropis dan tidak dapat ditanam di Indonesia yang beriklim tropis, oleh karenanya Indonesia harus mengimpor gandum untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya
Penelitian ini mengadopsi metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai landasan utamanya. Pendekatan pengambilan lokasi penelitian secara sengaja (purposive) ditujukan pada wilayah Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder dan berbentuk time series yang mencakup rentang waktu 20 tahun (2001-2020), yang diperoleh dari berbagai sumber seperti USDA, BPS, Kementerian Pertanian, dan sumber lainnya. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan terhadap sumber-sumber yang relevan. Analisis data dilakukan menggunakan metode analisis seemingly unrelated regression (SUR) dan analisis tren, dengan dukungan perangkat lunak statistik seperti SPSS 22 dan STATA.
Hasil penelitian menunjukan Trend impor gandum Indonesia menunjukkan pola kuadratik, di mana terjadi peningkatan yang tidak konsisten setiap tahunnya. Proyeksi tren impor gandum Indonesia dari tahun 2021 hingga 2030 menunjukkan kecenderungan peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,38% per tahun. Diproyeksikan bahwa impor gandum pada tahun 2024 akan mencapai sekitar 15.174.097,373 ton, dan meningkat menjadi sekitar 21.637.774,038 ton pada tahun 2030. Semua variabel independen (PDB, jumlah penduduk, harga beras domesik, harga gandum internasional, dan kurs dollar-rupiah) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap impor gandum. Variabel harga gandum internasional berpengaruh secara parsial dan negatif terhadap impor gandum kemudian produk domestik bruto (PDB) berpengaruh secara parsial dan positif terhadap impor gandum. Variabel dependen lain (jumlah penduduk, harga beras domestik, dan kurs dollar-rupiah) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap impor gandum.