Sella
Andriyani. Pembimbing 1: Dr. Sutiyah, M.Pd., M.Hum. Pembimbing II: Prof. Dr. Leo Agung S, M.Pd. EKSISTENI DAN MAKNA SIMBOLIK TRADISI
BEGALAN DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT DI BANYUMAS. Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebalas Maret Surakarta. Juli 2024.
Tujuan Penelitian ini adalah
untuk mengetahui: (1) Prosesi Pelaksanaan Tradisi Begalan dalam Upacara
Pernikahan Adat di Banyumas, (2) Eksisteni Tradisi Begalan, (3) Makna Simbolik
yang terkandung dalam Tradisi Begalan.
Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif. Sumber Data berupa Informan, Tempat, Peristiwa atau
Aktifitas, dan Dokumen. Teknik Pengambilan Sampel menggunakan teknik purposive sampling dan Time Sampling. Validitas Data
menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data pada
penelitian ini menggunaan teknik interaktif yaitu interaksi antara pengumpulan
data dengan tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, dan verifikasi)
secara siklus.
Hasil penelitian menunjukan
bahwa: (1) Prosesi pelaksanaan tradisi Begalan terdiri dari dua tahapan yaitu
tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi penyusunan
ubarampe, make’up, dan pemakaian kostum atau busana. Tahap pelaksanaan Begalan
dimulai setelah akad nikah dan sebelum acara panggih pengantin, rombongan
pengantin putra dan juru begal Saroyojati memasuki halaman rumah pengantin
putri; Pengantin dipersilahkan duduk berhadapan di sebelah panggung Begalan;
Tarian Begalan dengan iringan gending dan calung Banyumasan; setelah musik
iringan berhenti dilanjut perkenalan juru begal dan penyampaian maksud dan
tujuan; juru begal mengartikan makna dari setiap abrag-abrag yang diselingi
dengan humor, dilanjut pemecahan kendil dan perebutan abrag-abrag Begalan
sebagai akhir pertunjukan Begalan. (2)
Eksistensi Tradisi Begalan dalam Upacara Pernikahan Adat di Banyumas dilihat
dari keberadaan yang mengandung unsur bertahan. Tradisi Begalan masih tetap
eksis karena didukung adanya faktor kepercayaan masyarakat dan Kesadaran
sebagai Warisan Leluhur Banyumas, (3) Makna simbolik dari tradisi Begalan
adalah sebagai ruwatan untuk membuang apes atau bajang sawan pengantin supaya
tidak diganggu oleh kekuatan gaib yang dilambangkan dengan tokoh Batharakala.
Makna simbolik tercermin pada ubarampe Begalan seperti: Pikulan, Pedang Wlira,
Iyan, Ilir, Cething, Centhong, Irus, Sorok, Kukusan, Siwur, Kendhil, Padi,
Janur Kuning, Sapu dan Keset, Layah dan Muthu.