Laras Septiani. EKSISTENSI WAYANG SUKURAGA SEBAGAI KESENIAN KHAS KOTA SUKABUMI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2024.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji (1) karakteristik
Wayang Sukuraga sebagai kesenian khas Kota Sukabumi (2) dinamika perkembangan
Wayang Sukuraga (3) eksistensi Wayang Sukuraga sebagai kesenian khas Kota
Sukabumi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data penelitian
berasal dari dokumen dan informan yang merupakan kreator Wayang Sukuraga dan
karyawan Rumah Budaya Sukuraga. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
dokumentasi, observasi, dan wawancara. Uji keabsahan data yang digunakan adalah
triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data yang digunakan adalah analisis
interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai
berikut: (1) Wayang Sukuraga memiliki karakteristik yang berbeda pada setiap unsur
pementasannya dengan kesenian wayang lainnya. Karakteristik Wayang Sukuraga
mengacu pada bagian anggota tubuh manusia, seperti mulut, hidung, telinga, dan
tangan. Penerapan konsep anggota tubuh pada Wayang Sukuraga dilatarbelakangi oleh
maraknya fenomena manusia menggunakan anggota tubuh tidak sebagaimana
mestinya. (2) Wayang Sukuraga merupakan kesenian wayang yang terlahir dan
berkembang di Kota Sukabumi. Wayang Sukuraga yang diciptakan oleh Effendi
mendapat pengakuan dari pemerintah Kota Sukabumi sebagai kesenian khas Kota
Sukabumi pada tahun 2016. Wayang Sukuraga sebagai kesenian khas Kota Sukabumi
tidak mengandung norma, nilai dan tradisi yang melekat pada Kota Sukabumi saja,
tetapi melekat pada norma, nilai, dan tradisi dari semua bangsa di dunia. Meskipun
pada awal perkembangannya terkendala dana dan tenaga, pengembangan Wayang
Sukuraga terus dilakukan dengan membuat website, akun instagram, Rumah Budaya
Sukuraga, dan buku cerita Wayang Sukuraga. (3) Keberadaan Wayang Sukuraga
belum banyak diketahui oleh masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya minat masyarakat terutama minat masyarakat Kota Sukabumi terhadap
kesenian lokal dan kurangnya upaya pelestarian yang dilakukan oleh pemerintah Kota
Sukabumi, Yayasan Karya Cipta Sukuraga, dan masyarakat umum