Dominasi perempuan dalam film horor Indonesia tidak lagi menjadi rahasia. Sosoknya banyak direpresentasikan dalam konteks keibuannya sebagai sumber masalahnya. Sosok ibu, yang seharusnya menjadi simbol kasih sayang dan pengasuhan, justru direpresentasikan sebagai sumber ketakutan dan ancaman oleh media. Sosok ibu ditunjukkan sebagai sosok yang monstrous dengan berbagai cara di dalam sebuah film horor. Palko dan O’Reilly (2021) dan Creed (1992) menjelaskan monstrous mothers sebagai metafora dari representasi seorang ibu sebagai sosok ibu yang mengancam karena tidak memenuhi kodratnya sebagai ibu dalam film horor.
Film, sebagai produk komunikasi massa, berfungsi sebagai medium untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat dan berkontribusi pada pembentukan realitas sosial. Di Indonesia, industri film horor berkembang pesat berkat perhatian besar dari masyarakat terhadap genre ini. Perkembangan pesat ini tidak hanya mencerminkan minat penonton, tetapi juga mencerminkan bagaimana tema-tema yang diangkat dalam film horor, termasuk representasi monstrous mothers mencerminkan ketakutan dan ketegangan sosial yang ada di masyarakat. Penelitian ini mencoba membedah representasi monstrous mothers dalam film horor Indonesia.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan qualitative content analysis atau analisis isi kualitatif. Metode ini berusaha untuk menganalisis shot, scene, dan dialog terpilih yang memiliki hubungan dengan teori monstrous mothers.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menemukan adanya representasi monstrous mothers dalam film-film horor Indonesia. Sosok ibu sebagai monstrous mothers ditunjukkan dengan penampilan yang kontras dengan protagonisnya. Representasi monstrous mothers juga ditemukan bersamaan dengan adanya tekanan dari masyarakat dan kekerasan yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan. Dalam film-film yang diteliti, terlihat bagaimana sosok monstrous mothers menjadi bahaya bagi anaknya.