Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPS dengan
kurikulum merdeka, (2) mendeskripsikan implementasi pembelajaran IPS dengan
kurikulum merdeka, (3) mendeskripsikan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran
IPS dengan kurikulum merdeka.
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Metode penelitian ini dipilih karena untuk
memahami suatu isu atau permasalahan dengan menggunakan suatu kasus, kejadian,
kegiatan atau program. Peneliti menyelidiki lebih dalam dan terperinci mengenai
pelaksanaan pembelajaran IPS pada kurikulum merdeka di kelas VII di SMP Negeri
1 Sukoharjo. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen, peristiwa,
dan literatur. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan analisis dokumen. Wawancara telah dilakukan secara terstruktur
dengan wakasek bidang kurikulum, guru IPS dan siswa di SMP Negeri 1 Sukoharjo.
Observasi telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran IPS di kelas VII. Analisis
dokumen yang peneliti lakukan berupa pembacaan panduan kemendikbud tentang
kurikulum merdeka, Capaian Pembelajaran (CP) Fase D pada mata pelajaran IPS.
Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi metode dan triangulasi
sumber.
Hasil penelitian disimpulkan sebagai
berikut, (1) Perencanaan pembelajaran IPS dengan kurikulum merdeka di SMP
Negeri 1 Sukoharjo dilakukan dengan guru merancang pembelajaran sesuai CP yang
telah disediakan Kemendikbud, kemudian diolah Bersama MGMP untuk selanjutnya
diturunkan menjadi TP, ATP dan modul ajar. (2) Pelaksanaan pembelajaran
IPS di SMP Negeri 1 Sukoharjo dilaksanakan sesuai susunan di dalam modul ajar
yang telah disusun oleh guru sesuai dengan CP. (3) Permasalahan yang terjadi
selama penerapan kurikulum merdeka pada mata pelajaran IPS adalah menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi yang benar. (4) Permasalahan akan implementasi
pembelajaran IPS dengan kurikulum merdeka di SMP Negeri 1 Sukoharjo bisa
ditangani dengan menawarkan beberapa alternatif seperti, pengadaan workshop
untuk guru-guru yang mengalami kesulitan.