politikus
menggunakan konten-konten di sosial media sebagai alat tempur di konstitensi
akbar politik ini. Partai politik kian aktif mengelola media sosialnya, khususnya Tiktok,
Instargam, Twitter, serta website dan aplikasi, dengan konten-konten kreatif
yang dikemas dalam bentuk konten audio video, gambar diam dan artikel. Pada
Kampanye Pemilu 2024, ini berbagai pesan dibuat dibawakan oleh masing-masing
paslon agar dapat memikat perhatian Masyarakat, contoh pesan tersebut yaitu
Prabowo diidentikkan dengan istilah gemoy, Anies Baswedan disebut dengan
abah, dan juga penggunaan ikon binatang penguin bagi simpatisan Ganjar. Pesan
pada kampanye yng dibawakan masing-masing paslon ini bertujuan untuk memikat
daya tarik calon pemilih.
Pada Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Kerangka teori pada penelitian
ini didasarkan pada teori Elaboration Likelihood Model khusunya pada rute
periferal. Penelitian ini akan menggunakan tiga variabel independen, yaitu
humor (X1) yang merujuk pada guarauan yang menjadi daya tarik sumber dan tingkah lucu sumber. Variabel kedua, positive moods (X2)
merujuk pada suasana hati komunikator, Kemudian, variabel social group
(X3) yang merujuk pada suatu komunitas dan konsensus sosial dan minat memilih
(Y) sebagai variabel dependen.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa isyarat
periferal (positive mood, dan social group) yang dilakukan oleh
Anies Baswedan dalam melakukan kampanye Pemilu 2024 memberikan pengaruh pada
minat memilih Generasi Z. Sedangkan pada isyarat humor tidak memilik pengaruh
pada minat memilih Generasi Z.