Pelurusan Sungai Bengawan Solo menghasilkan ruas tanpa aliran yang disebut ruas bekas sungai. Ruas ini menjadi kawasan terbengkalai dan sasaran pembuangan limbah dari permukiman dan industri. Peristiwa ini terjadi di Desa Kadokan yang telah mendorong adanya usulan pemanfaatan ruas bekas sungai. Upaya pemanfaatan ruas bekas sungai dapat dipengaruhi oleh preferensi masyarakat untuk membetuk upaya pengelolaan yang efektif. Penelitian ini bertujuan (i) untuk mengetahui preferensi masyarakat mengenai upaya pemanfaatan ruas bekas sungai, (ii) untuk mengetahui kondisi kualitas dan status mutu air ruas bekas sungai, dan (iii) untuk mengetahui kesesuaian lahan ruas bekas sungai. Pengumpulan data menggunakan observasi lapangan, kuesioner, dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis skala likert, analisis statistik deskriptif, analisis kualitas air, dan analisis kesesuaian lahan. Hasil penelitian menunjukkan preferensi masyarakat terhadap upaya pemanfaatan ruas bekas sungai yang memilih untuk mengupayakan adanya pemanfaatan ruas bekas sungai untuk keperluan retensi banjir yang diharapkan akan merubah kawasan tidak terkelola menjadi kawasan terkelola sebagai pengoptimalan tampungan air. Untuk mewujudkannya, masyarakat Desa Kadokan sangat mendukung adanya usulan pemanfaatan ruas bekas sungai dan ingin berpartisipasi dalam mengupayakan terlaksananya pemanfaatan tersebut. Status mutu air di ruas bekas sungai Desa Kadokan berada pada kategori tercemar ringan dan hasil analisis kesesuaian lahan berada pada kesesuaian lahan kelas S2 dengan faktor pembatas tutupan lahan dan curah hujan.