Pembangunan infrastruktur yang pesat di Jakarta telah meningkatkan permintaan lahan untuk
hunian, sementara ketersediaan lahan semakin terbatas dan mahal, sehingga menyulitkan
penduduk berpenghasilan rendah untuk memperoleh hunian yang layak. Kondisi ini memicu
munculnya permukiman kumuh dengan kondisi yang tidak sehat. Untuk mengatasi masalah
tersebut, pemerintah DKI Jakarta membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)
sebagai solusi hunian bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (UU 20 Tahun 2011).
Rusunawa yang diteliti meliputi Rusunawa Rawa Bebek, Cakung Barat, Pinus Elok, dan
Penggilingan. Karakteristik yang dinilai mencakup aksesibilitas, keamanan, kenyamanan,
fasilitas, dan harga sewa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
deskriptif dengan analisis skoring, serta pendekatan deduktif untuk menarik kesimpulan
berdasarkan teori-teori yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
karakteristik Rusunawa Cakung sesuai dengan preferensi MBR, dengan tingkat kesesuaian rata
rata mencapai 97% untuk karakteristik dan 95% untuk preferensi. Meskipun terdapat beberapa
kekurangan, seperti fasilitas yang memerlukan peningkatan di Rusunawa Pinus Elok, secara
keseluruhan Rusunawa di Cakung telah memenuhi kebutuhan dasar MBR terkait hunian yang
layak dan terjangkau. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk
meningkatkan fasilitas sosial dan fleksibilitas kebijakan harga sewa guna lebih mendukung
kesejahteraan penghuni MBR.