Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) adalah tanaman dengan beragam manfaat sebagai tanaman hias maupun obat. Permintaan sirih merah akan semakin meningkat, sehingga harus didukung perbanyakannya dengan memperhatikan faktor eksternal seperti waktu penyiraman dan media tanam yang digunakan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan kesesuaian antara waktu penyiraman dan jenis media tanam sehingga mendapatkan hasil yang maksimal sebagai tanaman obat. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial. Faktor pertama adalah interval penyiraman (3, 4 dan 5 hari sekali). Faktor kedua adalah jenis media tanam (tanah + kompos daun bambu, tanah + kompos daun bambu + arang sekam, tanah + kompos daun bambu + batang pakis, tanah + kompos daun bambu + cocopeat). Kombinasi perlakuan sebanyak 12 yang disusun dalam 3 blok, dan setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 5 tanaman, sehingga terdapat 180 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, berat brangkasan kering, luas daun, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan relatif, klorofil, dan total flavonoid. Data pengamatan dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan Duncan's Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95% jika terdapat perbedaan yang nyata. Hubungan antar variabel diuji menggunakan Uji Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara interval penyiraman 3 hari sekali dengan jenis media tanam tanah + kompos daun bambu dan interval penyiraman 4 hari sekali dengan jenis media tanam tanah + kompos daun bambu + batang pakis mampu meningkatkan klorofil b dan klorofil total daun sirih merah. Media tanam tanah + kompos daun bambu mampu memberikan total flavonoid sirih merah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.