Struktur pekerjaan box girder merupakan
pekerjaan konstruksi yang sangat kompleks, sehingga pemilihan metode konstruksi
pekerjaan box girder akan berpengaruh
terhadap biaya, waktu, dan mutu. Berdasarkan hal tersebut penulis timbul
pemikiran untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan membandingkan
efektivitas pelaksanaan pekerjaan box
girder metode konstruksi cast in site
dengan metode konstruksi precast pada
proyek kereta cepat Jakarta-Bandung
section station Halim dengan harapan dapat menjadi referensi kontraktor
untuk pemilihan penggunaan metode konstruksi pada proyek lainnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
komparatif. Sampel dalam penelitian ini adalah deputi manajer proyek, pelaksana proyek, dan pengawas proyek. Untuk menetapkan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini bersumber dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan waktu pengerjaan, biaya, dan mutu
dari penerapan metode konstruksi cast in site dan precast tersebut. Untuk box girder metode precast dapat menyelesaikan
pekerjaan box girder 2 bulan lebih
cepat dibandingkan dengan metode cast in site. Namun
begitu,
dengan 18 bulan waktu yang tersedia, metode cast
in site dapat diterapkan di section
station Halim. Hasil analisis biaya menunjukkan bahwa
pembuatan 137 span box girder dengan metode precast dan cast in site memiliki selisih dengan
persentase 14% lebih murah metode cast in site
dibandingkan dengan metode precast. Perbandingan segi mutu menunjukkan bahwa dengan mutu yang sama, yaitu Standar China C50
hasil produksi box girder dengan metode precast memiliki
kualitas lebih
baik daripada metode cast in site.
Hal ini terjadi karena sulitnya mengontrol pelaksanaan dari cast in site pada saat pengecoran, sehingga mengakibatkan beton akan mengalami
keropos.