Abstrak


Pembangunan Jalur Kereta Api Bojonegoro - Jatirogo dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Tuban 1909-1931


Oleh :
Ahmad Toyib - B0420003 - Fak. Ilmu Budaya

Ahmad Toyib, B0420003, Pembangunan Jalur Kereta Api Bojonegoro – Jatirogo dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Tuban 1909 – 1931. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: (1)Megetahui latar belakang dan motivasi dibangunnya jalur kereta api di wilayah Tuban, (2) Mengetahui latar belakang dan proses pembangunan jalur kereta api Bojonegoro – Jatirogo 1909 -1931, (3) Mengetahui dampak dari dibangunnya jalur kereta api Bojonegoro – Jatirogo terhadap sosial ekonomi Masyarakat Tuban 1909 – 1931.

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga menggunakan metode penelitian sejarah dan terdapat beberapa tahapan, meliputi langkah heuristik atau tahapan pengumpulan sumber yang sesuai dengan tema penelitian, kritik sumber yang terdiri dari kritik sumber internal dan kritik sumber eksternal, interpretasi data atau penafsiran data, selanjutnya dilakukan historiografi atau penulisan. Pengumpulan sumber penelitian ini diperoleh dari studi arsip dan studi pustaka yang kemudian dianalisis terhadap kebenaran dan keaslian sumber dan selanjutnya dilakukan penafsiran sumber, kemudian dilakukan penyusunan sumber dan penulisan secara kronologis. Penyusunan penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dan ekonomi sebagai ilmu bantu ilmu sejarah.

Hasil penelitian ini menjelaskan latar belakang dibangunnya jalur kereta api Bojonegoro – Jatirogo yang merupakan hasil dari salah satu rencana Residen Gonggrijp untuk membangun Keresidenan Rembang. Jalur kereta api Bojonegoro – Jatirogo dibangun untuk mengangkut komoditas berupa kayu jati, tembakau, jagung, kapuk, dan lainnya ke daerah pelabuhan di Semarang maupun Surabaya. Berkembangnya transportasi kereta api di wilayah Tuban membawa dampak bagi kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat Tuban, seperti berkembangnya mobilitas penduduk, angkutan barang, berkembangnya tata kota Tuban, serta meningkatnya aktivitas pasar di wilayah Tuban dalam kurun waktu 1919-1931.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa hadirnya transportasi kereta api di wilayah Tuban memberikan kemudahan bagi masyarakat Tuban untuk melakukan mobilitas sosial di setiap wilayah, berkembangnya fasilitas publik seperti adanya stasiun, halte, dan stapelplaants yang menunjang aktivitas masyarakat. Kegiatan di bidang ekonomi juga meningkat, dalam pengangkutan barang komoditas serta kegiatan perdagangan di pasar yang dekat dengan stasiun dan halte. Krisis Malaise yang melanda dunia pada akhir tahun 1929-1930-an mengakibatkan menurunnya pengangkutan barang dan penumpang yang membuat pengangkutan kembali menggunakan transportasi tradisional.