Abstrak


Identifikasi Toponimi Kota Surakarta Tahun 2024


Oleh :
Hana Nur Azizah - K5417032 - Fak. KIP

ABSTRAK 

Hana Nur Azizah. K5417032. IDENTIFIKASI TOPONIMI KOTA SURAKARTA TAHUN 2024. Skripsi, Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas, 2024. Penelitan ini bertujuan untuk (1) mengetahui pola kategorisasi toponimi di Kota Surakarta, (2) mengetahui peran kearifan lokal terhadap toponimi di Kota Surakarta, dan (3) mengetahui arahan pengelolaan lingkungan hidup berbasis toponimi di Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pegumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan, yaitu pendekatan spasial (keruangan) untuk mengidentifikasi kategorisasi toponimi nama kelurahan di Kota Surakarta. Metode kualitatif bertujuan untuk mejelaskan kondisi lingkungan manusia dan kondisi fisikal alami dalam kaitannya latar belakang penamaan tempat pada nama-nama kelurahan di Kota Surakarta. Hasil penelitian ini adalah (1) pola kategorisasi toponimi di Kota Surakarta terbagi menjadi tiga, yaitu gejala fisik alami (Kelurahan Tegalharjo, Pucangsawit, Mojosongo, Semanggi, Kedung Lumbu, Karangasem, Ketelan, Sumber,Banyuanyar), gejala fisikal budayawi (Kelurahan Gajahan, Baluwarti, Mojo, Pasar Kliwon, Pajang, Purwosari, Banjarsari, Gilingan, Kestalan,Joglo), dan gejala non-fisikal budayawi (Kelurahan Jebres, Kepatihan, Gendekan, Sewu, Jagalan, Purwodiningratan, Kampung Baru, Sangkrah, Joyosuran, Kauman, Danukusuman, Kemlayan, Serengan, Kratonan, Jeyengan, Laweyan, Bumi, Panularan, Panumping, Sriwedari, Kerten, Jajar, Kadipiro, Setabelan, Keprabon, Timuran, Punggawan, Punggawan, Mangkubumen, Nusukan, Manahan). (2) Peran kearifan lokal terhadap toponimi di Kota Surakarta meliputi (Kelurahan Pasar Kliwon, Joyosuran, Kemlayan, Serengan, Laweyan, Sriwedari, Manahan, Joglo), (3) Kelurahan yang memiliki arahan pengelolaan lingkungan hidup berbasis toponimi di Kota Surakarta (Kelurahan Kedung Lumbu, Semanggi, Nusukan, Sumber, Banyuanyar, Sriwedari, Manahan) sedangkan kelurahan lain tidak memiliki arahan pengelolaan lingkungan hidup berbasis Toponimi.

Kata kunci: Toponimi, Kota Surakarta, Pendekatan Spasial