Kacang hijau (Vigna radiata L.) sudah lama dikenal dan ditanam masyarakat tani Indonesia. Produksi kacang hijau di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 234.718 ton, dengan luas panen 197.508 ha dan produktivitas sebesar 1,188 t/ha (BPS 2018). Faktor yang mempengaruhi produksi kacang hijau adalah alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan pertanian memberikan dampak yaitu berkurangnya lahan pertanian. Upaya ekstentifikasi perlu dilakukan dengan menanam tanaman kacang hijau di lahan kering dan cara intensifikasi dilakukan dengan menambahkan biochar dan pemupukan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Agustus 2023 di Resort Pengelolaan Hutan (RPH), Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan Rancagan Acak Lengkap (RAKL) faktorial. Faktor pertama berupa biochar sekam padi yang terdiri dari 2 macam, yaitu M0 = tanpa biochar sekam padi, dan M1 = biochar sekam padi 15 ton/ha. Faktor kedua berupa dosis perbandiingan pupuk yang terdiri dari 3 macam, yaitu P1 : 100% urea, P2 : 50% pupuk kandang sapi: 50% urea, dan P3 : 100% pupuk kandang sapi. Faktor ketiga berupa pola tanam yang terdiri dari 2 macam, yaitu T1 : tumpangsari tanaman jagung dan tanaman kacang hijau, dan T3 : monokultur tanaman kacang hijau. Faktor tersebut dikombinasikan sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan. Variabel pengamatan meliputi intensitas cahaya (lux), kelembapan relatif (%),suhu (oC), curah hujan (mm/bulan), tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah cabang (tangkai), umur berbunga (HST), bobot kering brangkasan (g), jumlah polong (polong), jumlah polong isi (polong), jumlah polong hampa (polong), bobot 100 biji (g), bobot biji per-petak panen (g/ha), indeks panen. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (annova), dan apabila berpengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test dengan taraf 5%. Selanjutnya, dilakukan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antar variabel pengamatan. Hasil menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian biochar 15 ton/ha, dosis pupuk kandang sapi 100% : urea 0?ngan pola tanam tumpangsari menghasilkan pembungaan tercepat (13,33 HST). Interaksi antara tanpa biochar dengan pola tanam monokultur memberikan hasil tertinggi terhadap tinggi tanaman ( 68,94 cm), interaksi antara pemberian biochar 15 ton/ha dengan pola tanam monokultur memberikan hasil tertinggi terhadap jumlah daun (18,91 helai), interaksi antara pemberian biochar dengan pola tanam monokultur memberikan hasil tertinggi terhadap jumlah cabang (2,51 tangkai), interaksi pemberian biochar 15 ton/ha dengan pola tanam monokultur memberikan hasil pembungaan terhadap umur berbunga (37,56 HST). Perlakuan dosis perbandingan pupuk kandang sapi 100% : urea 0% memberikan hasil tertinggi pada tinggi tanaman ( 69,72 cm), dan perlakuan pola tanam monokultur memberikan hasil tertinggi terhadap jumlah daun (12,53 helai), jumlah cabang (6,94 tangkai), jumlah polong isi (5,81 polong), bobot biji per-petak panen ( 8,80 gram) dan indeks panen (318, 27).