Abstrak


Resepsi Carat pada Representasi Soft Masculinity Program ‘Nana Tour With Seventeen’


Oleh :
Najwa Lailan Thawila Mayuza - D0220072 - Fak. ISIP

"Nana Tour with SEVENTEEN" merupakan salah satu bentuk produk budaya populer dari Korea Selatan yang kini telah tersebar ke seluruh dunia, salah satunya Indonesia. Pada reality show "Nana Tour with SEVENTEEN” membawa anggota boy group SEVENTEEN dalam perjalanan menelusuri negara Italia. Tak hanya menampilkan keindahan Italia dan ke seruan para anggota dalam bermain dan berinteraksi, program "Nana Tour with SEVENTEEN” juga menonjolkan gambaran maskulinitas yang berbeda, yaitu soft masculinity. Soft masculinity merupakan konsep maskulinitas dikembangkan oleh Sun Jung, yang menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek penting pada konsep soft masculinity, yakni tender charisma, purity, dan politeness. Konsep maskulinitas tersebut berbeda dengan pemahaman maskulinitas di Indonesia yang memahami maskulinitas tradisional, karena masih terasosiasi dengan budaya patriarki. Penelitian ini menggunakan teori resepsi oleh Stuart Hal bertujuan untuk menganalisis bagaimana Carat yang berdomisili di Pulau Jawa, Indonesia merespons dan memaknai konsep maskulinitas setelah menyaksikan representasi soft masculinity yang ditampilkan oleh SEVENTEEN melalui reality TV ‘Nana Tour with SEVENTEEN’. Metode yang digunakan pada penelitian adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan, dengan teknik wawancara mendalam terhadap enam informan yang dipilih menggunakan purposive sampling. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dengan validitas diuji menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa informan terbagi menjadi dua posisi, yaitu tiga informan masuk kedalam posisi Dominant Hegemonic dan tiga informan masuk kedalam posisi Negotiated Position. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemaknaan mereka, yakni latar belakang lingkungan mereka dalam memaknai maskulinitas, pengalaman pribadi masing-masing individu terhadap konsep maskulinitas sehari-hari, dan paparan informasi dari media.