;

Abstrak


Pengaruh Gaya Cina pada Ragam Hiasgebyok Cungkup Makam Sunan Drajatdi Lamongan


Oleh :
Alan Fajar Ma'aarij - S012108003 - Fak. Seni Rupa dan Desain

       Cungkup makam Sunan Drajat merupakan salah satu tinggalan arkeologis yang berasal dari periode Islamisasi awal Pulau jawa. Situs ini terletak di area perbukitan dekat bibir pantai di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Terdapat berbagai bentuk ragam hias yang sangat raya pada bagian gebyok cungkup makam yang diambil tradisi Hindu-Buddha. Selain itu, sebagian besar bentuk ragam hias  cungkup makam Sunan Drajat menunjukkan adanya pengaruh gaya seni Cina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bentuk ragam hias paga gebyok cungkup makam Sunan Drajat. (2) Pengaruh gaya Cina pada bentuk ragam hias gebyok cungkup makam Sunan Drajat. (3) Makna yang terkandung dalam ragam hias gebyok cungkup makam Sunan Drajat.

Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data diperoleh melalui studi pustaka serta studi langsung pada situs cungkup makam melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumbul akan dianalisis menggunakan pendekatan Ikonografi dan Ikonologi dari Erwin Panofsky. Hasil yang diperoleh dari Penelitian ini menunjukkan bahwa (1) cungkupu makam Sunan Drajat terletak di ketinggian bukit dengan area berbentuk teras berundak. Cungkup tersebut  dibangun pada kurun waktu abad ke-16 dengan melibatkan tukang kayu beretnis Cina. (2) Ragam hias cungkup makam Sunan Drajat dipahatkan pada dua lapis gebyok maupun pipi tangga dengan variasi bentuk seperti elemen geometris, tumbuhan, fauna yang terabstraksi, dan bentang alam. Keseluruhan ragam hias didominasi oleh citra visual seperti bunga peony, jamur lingzhi, lotus, dan singa sebagai bentuk pengaruh dari gaya Cina, serta bentuk meru sebagai elemen dekorasi yang bersumber dari periode pra-Islam. (3) Selain sebagai elemen dekorasi, cungkup makam Sunan Drajat juga menyimpan makna tersembunyi. Ragam hias pada gebyok cungkup makam banyak berbicara tentang tahapan penyucian dan pemurnian jiwa. Hal tersebut menunjukkan adanya kesinambungan tema dengan relief naratif yang terpahat pada dinding candi pendharmaan pada masa Hindu-Buddha tetapi dengan simbolisme yang berbeda.