Penurunan produksi padi pada tahun 2023 diikuti dengan menurunnya produksi beras untuk konsumsi. Intensifikasi pertanian menyebabkan terganggunya keseimbangan hara dan kekahatan unsur mikro, sehingga terjadi penurunan produktivitas padi. Upaya perbaikan produktivitas padi dilakukan melalui pemberian pupuk silika dalam bentuk kalium silikat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pemupukan NPK dan kalium silikat yang terbaik bagi ketersediaan dan serapan hara N, P, K, serta hasil padi. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Desa Sidokerto, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen dan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian UNS. Rancangan percobaan disusun dalam RAKL faktor tunggal dengan 9 perlakuan, yaitu kontrol (A), NPK standar, yaitu 350 kg/ha Urea, 50 kg/ha SP-36, dan 50 kg/ha KCl (B), ¼ NPK + 7 L/ha kalium silikat (C), ½ NPK + 7 L/ha kalium silikat (D), ¾ NPK + 7 L/ha kalium silikat (E), 1 NPK + 7 L/ha kalium silikat (F), ¾ NPK + 1,75 L/ha kalium silikat (G), ¾ NPK + 3,5 L/ha kalium silikat (H), ¾ NPK + 5,25 L/ha kalium silikat (I). Pengamatan lapangan meliputi komponen hasil padi, yaitu jumlah anakan total dan produktif, berat 1.000 biji, dan berat gabah panen. Analisis tanah dan tanaman yang dilakukan meliputi pH tanah, C organik, KTK, N total, P tersedia, K tersedia, N jaringan, P jaringan, K jaringan. Analisis data menggunakan Anova taraf kepercayaan 95% dilanjutkan dengan DMRT dan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ¾ NPK + 1,75 L/ha pupuk kalium silikat mampu meningkatkan N total (24,14%), P tersedia (11,81%), dan K tersedia (38,46%) dibanding perlakuan NPK standar. Perlakuan tersebut juga menghasilkan serapan N (78,99%), P (36,36%), dan K (37,81%) lebih tinggi dibanding NPK standar. Komponen hasil padi terbaik meliputi jumlah anakan total dan produktif, berat 1.000 biji, serta berat gabah panen juga diperoleh dari perlakuan ¾ NPK + 1,75 L/ha pupuk kalium silikat.