Biji Sirsak yang dapat ditemukan di Indonesia memiliki kandungan
serat sebesar 45.6?rpotensi dijadikan sebagai kandidat prebiotik. Prebiotik
dapat menjadi sumber karbon untuk meningkatkan produksi asam lemak rantai
pendek dari probiotik di tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan ekstrak biji sirsak sebagai substrat prebiotik dalam menstimulasi
pertumbuhan probiotik dan produksi asam lemak rantai pendek yang diujikan
secara in-vitro pada media de Man Rogosa
Sharpe Broth kondisi aerob dan anaerob selama 24 jam. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret, Surakarta pada bulan September 2023 hingga Maret
2024. Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan yaitu inulin, glukosa, dan ekstrak
biji sirsak, masing-masing perlakuan dengan konsentrasi 2?n tiga ulangan.
Ekstrak biji sirsak diperoleh dengan maserasi 70% alkohol 3 hari. Analisis data
jumlah bakteri dan konsentrasi asam lemak rantai pendek meliputi asam asetat,
butirat, propionat, valerat, dan kaproat menggunakan One Way ANOVA dan
dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada
tingkat kepercayaan 95 %.
Biji sirsak menstimulasi pertumbuhan B. bifidum lebih baik dari L.
plantarum. Pertumbuhan bakteri B.
bifidum pada biji sirsak
lebih tinggi dari inulin dan setara dengan glukosa sedangkan pada pertumbuhan L. plantarum biji sirsak lebih rendah
dari glukosa dan inulin. Biji sirsak menstimulasi produksi asam asetat dari L. plantarum lebih tinggi dari B. bifidum. Produksi asam asetat L. plantarum pada biji sirsak lebih tinggi dari glukosa dan lebih rendah dari
inulin sedangkan produksi asam asetat B.
bifidum pada biji sirsak
sama dengan glukosa dan lebih rendah dari inulin. Biji sirsak tidak menstimulasi
produksi asam butirat, Â propionat,
valerat, dan kaproat pada B bifidum
dan L. plantarum.