Suku Jawa merupakan salah satu suku yang kental dengan adat istiadatnya. Berbagai macam tradisi dan aspek kehidupan sehari-hari di jawa masih dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma yang turun-temurun dari leluhur mereka masih dilestarikan dan dilakukan hingga saat ini, termasuk mitos Pernikahan Jilu (kesiji, ketelu). Pernikahan ini dilarang karena sifat anak pertama (suka mendominasi dan mengatur) dan sifat anak ketiga (manja) yang berbeda. Menurut tradisi Jawa, jika mitos tersebut dilakukan akan mendatangkan malapetaka dalam rumah tangga. Jika semua mitos ini diangkutpautkan dengan ajaran agama, pernyataan ini tidak sejalan dengan kaidah agama. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah sugesti melalui kata turun temurun. Hal ini membuat penulis berkeinginan untuk memecahkan stigma dari mitos Pernikahan Jilu yang sudah lama berkembang dan dipercaya oleh masyarakat jawa dengan membuat film pendek berjudul "Tinta di Kelopak Merah". Tujuan film pendek ini adalah untuk menghibur dan juga menyampaikan informasi bahwa Pernikahan Jilu merupakan mitos adat Jawa yang tidak memiliki dasar yang benar. Pada film pendek ini juga terdapat aspek-aspek sosial masyarakat yang dapat dijadikan pembelajaran. Selain itu, tujuan dibuatnya film pendek ini adalah untuk mengetahui dan mampu membuat sebuah karya film pendek yang memiliki unsur seni dengan menyampaikan pesan yang baik dan kreatif sehingga menghasilkan film pendek yang edukatif, informatif, dan rekreatif.
-> Pada pembuatan film pendek "Tinta di Kelopak Merah", penulis berperan sebagai sutradara yang menjadi penanggung jawab pada aspek artistik maupun teknis. Konsep penyutradaraan pendekatan style atau gaya film yang digunakan dalam film yang berjudul “TINTA DI KELOPAK MERAH” adalah pendekatan realisme, terutama pengadeganan pemain dan pengaturan artistik, serta dalam penataan suara style dari film ini menggunakan pendekatan realistis.
-> Selama menjadi sutradara dalam film pendek "Tinta di Kelopak Merah", penulis yang mempelajari ilmu baru mulai dari bertukar pikiran membuat rangkaian cerita hingga berkomunikasi dengan baik dalam sebuah tim. Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab sebagai otak sejak pra produksi hingga pasca produksi. Mulai dari membuat storyline dan treatment, membuat shotlist, membuat sutradara shot dan breakdown shot, hingga mengarahkan akting dan kru film mulai dari pengambilan gambar, pencahayaan, suara, dan lainnya. Pada proses pra produksi, sutradara terlibat dalam pembuatan konsep penyutradaraan, konsep artistik, konsep kamera, konsep pengambilan gambar, dan konsep suara. Pada proses produksi, Sutradara diwajibkan dapat menjelaskan konsep yang telah dibuat dengan jelas kepada kru agar pembuatan film pendek berjalan dengan kompak. Dan pada pasca produksi, sutradara belajar tentang bagaimana agar cara film ini menyenangkan penonton, mewarnai yang cocok, dan memberi kebebasan berkreasi editor agar hasil film pendek "Tinta di Kelopak Merah" memuaskan. Sutradara dituntut untuk menjadi serba bisa dan mengambil keputusan disegala hal dan keadaan.
Kata kunci : Suku Jawa, Adat, Pernikahan, Film Pendek