;

Abstrak


Kajian Desain Kursi Pakubuwono X Dengan Pendekatan Hermenuitik


Oleh :
Irham Hadana Saputra - S012008007 - Fak. Seni Rupa dan Desain

Kursi dalam budaya Jawa bukan hanya sebuah benda atau sekedar perabotan rumah tangga. Budaya Jawa memposisikan kursi sebagai sebuah benda dengan nilai luhur yang ditinggalkan oleh leluhur khususnya Raja di Kerajaan Jawa, salah satunya Keraton Kasunanan Surakarta. Kursi sangat erat kaitannya dengan budaya duduk orang Jawa yang sangat beragam dan juga berbeda di setiap strata sosial masyarakatnya. Perbedaan strata sosial masyarakat Jawa salah satunya tercermin dari sikap duduknya, begitu pula piranti yang digunakan, yaitu berupa kursi. Kursi yang digunakan oleh Raja atau kalangan bangsawan berbeda dengan kursi yang digunakan oleh kawula atau masyarakat kelas bawah.Salah satu contohnya adalah kursi milik Pakubuwono X yaitu seorang raja dari Keraton Kasunanan Surakarta. Kursi milik Pakubuwono X memiliki simbol - simbol yang memiliki makna tersirat yang tidak ditampakkan secara gamblang. Namun saat ini kursi raja hanya sebatas artefakĀ  yang dimuseumkan tanpa hadirnya nilai luhur dikarenakan kurangnya perhatian masyarakat terhadap nilai luhur budaya Jawa khususnya nilai luhur yang ada dalam budaya Jawa. Dari masalah tersebut, Kursi Pakubuwono X dikaji dengan menggunakan teori hermeneutika, yaitu sebuah teori untuk menafsirkan makna dalam sebuah benda, dalam konteks ini adalah benda sejarah.. Tulisan ini bertujuan untuk mengingat kembali, bahwa kursi yang ada dalam budaya Jawa adalah sebuah karya yang memiliki nilai luhur dan syarat akan makna baik. Tulisan ini akan membahas tentang bentuk makna Kursi Pakubuwono X dengan latar belakang budaya masyarakat dan juga lingkungan Keraton Surakarta pada era kekuasaan Pakubuwono X yang memiliki makna - makna yang menunjukkan kekuasaan, kebaikan dan keluhuran seorang Raja.