Abstrak


Dinamika Pembangunan & Pengelolaan Jalur Kereta Api Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) Di Lembah sungai Serayu 1894-1917


Oleh :
Yakobus Sastra Kusuma - B0419058 - Fak. Ilmu Budaya

Potensi perkebunan dan perusahaan gula di wilayah lembah sungai Serayu pada akhir abad 19 berkembang pesat. Banyaknya sungai yang mengalir di wilayah ini menjadikanya sebagai daerah yang subur. Kondisi ini didukung pula oleh jenis tanah dan iklim. Perkembangan ekonomi ini tentu saja berbanding lurus dengan tuntutan transportasi yang memadai untuk mengangkut hasil panen dari pabrik ke Pelabuhan. Pembangunan jalur kereta api adalah solusi yang paling baik pada saat itu. Muncul desakan dari para pelaku usaha pabrik dan perkebunan di wilayah Banyumas untuk menambah jalur kereta dari stasiun Maos menuju pabrik-pabrik gula yang berlokasi di sepanjang lembah sungai Serayu. Tidak butuh waktu lama, banyak pihak swasta yang mengajukan konsesi atas wilayah ini untuk melakukan pembangunan jalur kereta api. Pada akhirnya, karena tekanan semakin besar dari pihak swasta dan pengusaha perkebunan, pemerintah Kolonial Hindia Belanda memberikan konsesinya kepada salah satu perusahaan swasta, sebuah konsorsium perbankan di Negeri Belanda, NV Serajoedal Stoomtram Maatschappij (NV SDS). SDS merupakan perusahan kereta api swasta yang tergabung dengan tiga perusahan kereta api swasta lain-nya yaitu Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) dan Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).

 

SDS membangun jalur kereta api yang menghubungkan Maos – Purwokerto – Sokaraja – Purbalingga – Banjarnegara – Wonosobo. Pembangunan jalur kereta api ini bertujuan untuk menjangkau daerah-daerah pedalaman di wilayah karesidenan Banyumas (Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara) dan menghubungkannya dengan Pelabuhan yang berada di Cilacap. SDS membangun jalur kereta api ini kurang lebih selama 23 tahun, dimulai dari tahun 1894 sampai tahun 1917.

 

Masuknya SDS sebagai perusahan swasta di sektor kereta api pada tahun 1894 menjadi awal periodesasi baru yang terjadi di lembah Sungai Serayu. Jaringan kereta api yang dibangun oleh SDS terbentang dari hilir sampai ke hulu, dari Cilacap sampai ke Wonosobo, merupakan bentuk nyata dari terjadinya modernisasi transportasi di daerah-daerah sepanjang lembah Sungai Serayu.