Abstrak


Analisis Wisata Religi yang Berkelanjutan Berbasis Masjid di Kota Surakarta Tahun 2024


Oleh :
Hanif Devi Kurnia - K5420036 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi pola persebaran masjid sebagai basis wisata religi di Kota Surakarta; (2) menganalisis potensi masingmasing masjid sebagai basis wisata religi di Kota Surakarta, serta (3) menelaah status keberlanjutan masjid sebagai basis wisata religi di Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian mix method dengan pendekatan keruangan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana jumlah sampel pada penelitian ini yang mana didapatkan setelah dilakukannya plotting dan tracking pada masjid-masjid yang sesuai dengan kriteria daya tarik wisata keunikan arsitektur, inovasi, budaya, dan sejarah lalu dilanjutkan dengan analisis keberlanjutan berbantuan aplikasi Rapfish (Rapid Appraisal for Fisheries) pada tiga dimensi keberlanjutan: ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Adapun dalam pengumpulan data baik primer maupun sekunder menggunakan teknik observasi lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola persebaran masjid sebagai basis wisata religi di Kota Surakarta berkategori acak dan tersebar di setiap kecamatan namun dengan proporsi yang berbeda. Potensi masjid sebagai basis wisata religi terbagi menjadi empat kategori, Masjid Agung Surakarta dan Masjid Raya Syeikh Zayed berkategori sangat potensial; Masjid Al-Khoir, Masjid Saminah Sihyadi, Masjid Al-Fatih, Masjid Jami Assegaf, Masjid Al-Wustho Mangkunegaran, dan Masjid Riyadh berkategori potensial; Masjid Tegalsari, Masjid Laweyan, dan Langgar Merdeka berkategori cukup potensial ; serta Masjid Jamsaren dan Langgar Laweyan berkategori kurang potensial. Hasil analisis status keberlanjutan secara keseluruhan pada dimensi ekologi diperoleh nilai indeks 79,48 dengan status “Berkelanjutan, dimensi ekonomi diperoleh nilai indeks 50,02 dengan status “Cukup Berkelanjutan”, serta dimensi sosial budaya diperoleh nilai indeks sebesar 72,04 dengan status “Cukup Berkelanjutan”. Upaya dalam perubahan status menjadi “Berkelanjutan” secara umum perlu adanya perhatian lebih pada atribut-atribut sensitif seperti vegetasi di sekitar masjid, tingkat pembangunan sarana dan prasarana, jenis usaha yang bermunculan, pelestarian budaya, dan keterlibatan stakeholder dalam merawat masjid.