Dewa Ighaniyyu Padra Karna. K4419031. Pembimbing I:
Dr. Sutiyah, M.Pd.,M.Hum. Pembimbing II: Dadan Adi Kurniawan, S.Pd., M.A. KEPEMIMPINAN RADEN MAS TUMENGGUNG ARIO SOERJO DALAM
PEMERINTAHAN JAWA TIMUR TAHUN 1945-1947. Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli 2024.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Sifat,
karakter serta karir perjalanan Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo sehingga
menjadi Gubernur Jawa Timur tahun 1945-1947. (2) Kepemimpinan Raden Mas
Tumenggung Ario Soerjo dalam pemerintahan Jawa Timur tahun 1945-1947.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode sejarah. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi
heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang
digunakan yaitu sumber primer berupa arsip Algemene Secretarie, arsip Delegasi
Indonesia, arsip Stensilan Pamfle,arsip Puro Pakualaman,
surat kabar Asia Raya 1945, surat kabar Warta Bodjonegoro-Syu, Majalah
Moderna 1969, dan foto-foto yang berhubungan dengan Raden Mas Tumenggung
Ario Soerjo di pemerintahan Jawa Timur, sedangkan sumber sekunder berupa buku,
artikel jurnal, skripsi yang relevan, serta internet. Pengumpulan data menggunakan
studi pustaka dan studi dokumen. Analisis data penelitian ini menggunakan
analisis data historis dengan pendekatan politik.
Hasil penelitian menyatakan bahwa: (1) Raden Mas
Tumenggung Ario Soerjo memiliki sifat dan karakter yang rendah hati namun tegas
dan berwibawa. Dalam sehari-hari, ia
merupakan pribadi yang disiplin dan penyayang di keluarganya. Berbeda ketika
berhadapan dengan perwira Jepang dan Sekutu, ia dikenal sebagai sosok berani menentang
kebijakan asing yang dianggap merugikan rakyat Jawa Timur. Raden Mas Tumenggung
Ario Soerjo memulai pendidikannya di sekolah kepamongprajaan daerah Madiun
hingga ditunjuk sebagai Syucokkan atau Residen Bojonegoro pada masa
pemerintahan Jepang. Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo resmi menjabat sebagai
gubernur pada 12 Oktober 1945. (2) Dalam pemerintahan Jawa Timur, Raden Mas
Tumenggung Ario Soerjo membuat berbagai kebijakan seperti dalam sektor
kesehatan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, penghimpunan dana, mengembangkan
pertanian dan koperasi, serta meningkatkan perdagangan. Raden Mas Suryo
mempunyai peran penting terkait keputusannya dalam menolak perintah ultimatum
tentara Sekutu yang menyebabkan terjadinya pertempuran besar. Sebagai pemimpin,
Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo mampu membangkitkan semangat pejuang serta
rakyat Jawa Timur dalam menghadapi tentara Sekutu pada pertempuran 10 November
1945.