Penelitian
ini mengkaji potensi pengembangan compact city di daerah pinggir kota
yang berkembang, dengan studi kasus 16 desa di Kecamatan Rangkasbitung, sebagai
respons dari fenomena urbanisasi yang kian masif terjadi di Ragkasbitung. Urbanisasi yang terjadi di Rangkasbitung telah
menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dan pergeseran aktivitas ekonomi dari
sektor primer ke sektor sekunder, serta peningkatan pembangunan perumahan. Hal
ini mengarahkan kepada tantangan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang kian
meningkat. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pengembangan compact
city di kawasan tersebut dengan mengkaji ketersediaan pelayanan dasar dan
guna lahan permukiman. Metode penelitian yang digunakan meliputi analisis
spasial dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ketersediaan pelayanan dasar berbanding lurus dengan ketersediaan guna lahan
permukiman. Rangkasbitung memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi compact
city dengan memaksimalkan ketersediaan pelayanan dasar dan infrastruktur
transportasi yang ada sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
tanpa harus melakukan perjalanan ke luar kawasan tempat tinggal mereka.
Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk pengembangan wilayah yang
berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah perkotaan
yang terus berkembang.