Abstrak
OPTIMASI KONDISI DEMINERALISASI DAN DEASETILASI PADA PEMBUATAN KITIN DAN KITOSAN DARI CANGKANG BEKICOT (Achatina fullica)
Oleh :
LISA PUJIASTUTI - M0302003 -
ABSTRAK
Lisa Pujiastuti, 2009. OPTIMASI KONDISI DEMINERALISASI DAN
DEASETILASI PADA PEMBUATAN KITIN DAN KITOSAN DARI
CANGKANG BEKICOT (Achatina fullica). Skripsi. Jurusan Kimia. Fakultas
MIPA. Universitas Sebelas Maret
Cangkang bekicot (Achatina fullica) merupakan limbah padat yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk diolah menjadi kitin dan kitosan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum pengolahan
cangkang bekicot menjadi kitin dan kitosan pada variasi kondisi demineralisasi
dan deasetilasi.
Variasi kondisi demineralisasi yang dilakukan adalah variasi konsentrasi
HCl yaitu konsentrasi 1 M; 1,25 M; 1,5 M; 2 M, 3 M dan variasi waktu
demineralisasi yaitu 0,5; 2; 4; 6; 12; 24 jam. Variasi kondisi deasetilasi yang
dilakukan adalah variasi konsentrasi NaOH yaitu konsentrasi 10 %; 20 %; 30 %;
40 %; 50; 60 %; 70 % (b/v).
Analisis gugus fungsi cangkang bekicot, kitin dan kitosan dilakukan
dengan spektroskopi FTIR. Derajat deasetilasi kitin dan kitosan ditentukan dengan
metode baseline Baxter et.al. Penentuan berat molekul kitosan dilakukan dengan
metode viskometri. Penentuan kadar air dan kadar abu kitin dilakukan dengan
pengukuran berat sebelum dan sesudah pemanasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk isolasi kitin
dari cangkang bekicot untuk proses demineralisasi pada penggunaan larutan
HCl 1,25 M dan waktu demineralisasi selama 6 jam dengan kadar air, kadar abu
dan persen hasil berturut-turut sebesar 0,995 ± 0,007 %, 14,925 ± 0,106 % dan
15,940 %. Kondisi optimum proses deasetilasi adalah pada penggunaan larutan
NaOH 30 % dengan nilai derajat deasetilasi, berat molekul rata-rata dan derajat
polimerisasi sebesar 84,67 %, 2.086 g/mol dan 13.
Kata kunci : cangkang bekicot, kitin, kitosan , deasetilasi, demineralisasi.