Abstrak


Ketidaksantunan Berbahasa Dan Respons Terhadap Ketidaksantunan Dalam Serial Web Suami-Suami Masa Kini


Oleh :
Clarisma Avistha Lestari - B0220014 - Fak. Ilmu Budaya

Ketidaksantunan dapat muncul di mana saja, termasuk juga dalam tayangan-tayangan televisi maupun serial web. Salah satu serial web yang mengandung banyak ketidaksantunan bahasa adalah Suami-Suami Masa Kini. Tuturan tidak santun menggunakan strategi ketidaksantunan yang diterapkan oleh penutur. Mitra tutur juga memberikan respons terhadap ketidaksantunan ini ketika merasakan serangan muka dari penutur.  

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (i) bagaimanakah strategi ketidaksantunan yang digunakan dalam serial web Suami-Suami Masa Kini? dan (ii) bagaimanakah respons terhadap ketidaksantunan yang di gunakan dalam serial web Suami-Suami Masa Kini?

            Tujuan dari penelitian ini mencakup dua hal, yakni (i) mendeskripsikan strategi ketidaksantunan yang digunakan dalam serial web Suami-Suami Masa Kini dan (ii) mendeskripsikan respons terhadap ketidaksantunan yang digunakan dalam serial web Suami-Suami Masa Kini.

            Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini berupa dialog yang di dalamnya terdapat tuturan yang mengandung strategi dan respons terhadap ketidaksantunan. Sumber data yang digunakan adalah serial web Suami-Suami Masa Kini. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik unduh dan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kontekstual.

            Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam serial web Suami-Suami Masa Kini ditemukan lima strategi, yaitu strategi ketidaksantunan tanpa basa-basi, strategi ketidaksantunan positif, strategi ketidaksantunan negatif, dan strategi kesantunan semu atau sarkasme. Faktor penyebab terjadinya ketidaksantunan berbahasa adalah ketidakseimbangan kekuasaan sosial (power) antara penutur dan mitra tutur, penutur tidak ingin menjaga muka mitra tutur karena adanya konflik kepentingan, dan penutur dan mitra tutur memiliki hubungan sosial yang akrab. Selain itu, ditemukan pula empat respons terhadap ketidaksantunan, yaitu strategi ofensif-ofensif, strategi ofensif-defensif, menerima, dan tidak merespons.