Adanya fenomena perempuan yang bekerja sebagai satpam tentunya memunculkan pertanyaan dalam masyarakat tentang bagaimana bisa seorang perempuan yang dianggap mempunyai sifat feminim mengerjakan sebuah pekerjaan laki-laki. Setiap masyarakat mempunyai pandangan atau asumsi yang berbeda-beda mengenai fenomena tersebut baik pandangan positif maupun negatif. Penelitian ini benrtujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan yang bekerja sebagai satpam di Universitas Sebelas Maret dan mengetahui stereotip yang biasa didapatkan serta bagaimana satpam menanggapi stereotyping yang berkembang di masyarakat tentang profesi sebagai satpam. Penelitian ini merupakan peneltian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data penelitian diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi berasam informan. Penentuan informan dilakukan secara purposive dengan kriteria yang telah ditentukan,sehingga diperoleh 5 orang informan yang sesuai dengan kriteria sebagai satpam perempuan yang mengalami stereotip gender dilingkungan kerja. Penulis menggunakan teori pilihan rasional Coleman untuk menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan yang bekerja sebagai satpam dan Feminist Standpoint Theory untuk menganalisis stereotip yang biasa didapatkan serta bagaimana satpam menanggapi stereotyping yang berkembang di masyarakat tentang profesi sebagai satpam. Hasil Penelitian menjukan ditemukannya 3 faktor utama dari sang aktor (satpam) dalam pemilihan pekerjaan sebagai satpam untuk mencapai tujuan. Faktor pertama yaitu ekonomi, kedua Faktor individu, dan ketiga faktor sosial. Sementara itu ditemukan adanya stereotip perempuan dianggap anomali karena bekerja sebagai satpam dan yang dilakukan oleh kaum perempuan untuk menghindari memberikan respon terhadap stereotip tersebut dengan menghindar dan melawan dengan sisi feminimnya.
Kata Kunci : Stereotip, gender, pilihan rasional, satpam