Kebutuhan sodium nitrat di Indonesia masih dipenuhi dari luar negeri seperti pabrik-pabrik di China dan negara lainnya. Hal ini dapat menjadi peluang pendirian pabrik sodium nitrat di Indonesia. Sodium nitrat dapat dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi industri, seperti industri kaca, dinamit, cat dan pupuk NPK. Pabrik sodium nitrat berkapasitas 60.000 ton/tahun didirikan di Kecamatan Kebonsari, Kota Cilegon. Proses produksi 1 kg sodium nitrat membutuhkan 0,985 kg sodium hidroksida dan 1,285 kg asam nitrat, serta menghasilkan limbah cair sebesar 1,185 kg dan limbah gas sebesar 0,085 kg. Reaksi pembentukan sodium nitrat berlangsung pada fase cair di reaktor alir tangki berpengaduk (R-01 dan R-02) pada suhu 60oC dan tekanan 1,013 bar. Konversi reaksi netralisasi sebesar 98% terhadap sodium hidroksida. Sodium hidroksida dan asam nitrat diumpankan dari tangki penyimpanan menuju reaktor yang disusun seri. Produk keluaran reaktor (R-02) akan diumpankan ke evaporator (EV-01) untuk menguapkan air dan asam nitrat. Larutan pekat keluaran evaporator kemudian diumpankan ke crystallizer (CR-01) untuk mengkristalkan sodium nitrat. Kristal dan mother liquor dipisahkan di centrifuge (CF-01). Mother liquor akan digunakan kembali sebagai recycle ke evaporator (EV-01), sedangkan kristal sodium nitrat akan dikeringkan di rotary dryer (RD-01) dan disimpan di silo penyimpanan. Unit utilitas menyediakan kebutuhan air, steam, listrik, udara tekan, dan bahan bakar. Air berasal dari PT Krakatau Tirta Industri dengan kebutuhan 0,008 m3/kg produk. Kebutuhan spesifik saturated steam dengan suhu 180°C sebesar 1,868 kg/kg produk, air pendingin 0,060 m3/kg produk, listrik 0,051 kWh/kg produk, dan udara tekan 0,006 m3/kg produk. Bahan bakar untuk boiler yaitu IDO sebesar 0,153 L/kg produk dan bahan bakar untuk generator yaitu HSD sebesar 0,006 L/kg produk. Pabrik ini dilengkapi dengan laboratorium untuk menunjang kontrol mutu bahan baku dan produk. Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas, dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja terdiri dari karyawan shift sebanyak 80 karyawan dan non-shift sebanyak 90 karyawan dengan kebutuhan spesifik 0,006 manhour/kg produk. Hasil analisis ekonomi diperoleh ROROI (Rate of Return on Investment) sebesar 55,55%, PBP (Pay Back Period) selama 1,8 tahun, DCFROR (Discounted Cash Flow Rate of Return) sebesar 26,75%, dan DPBP (Discounted Pay Back Period) sebesar 1,898 tahun. Selain itu, diperoleh BEP (Break Event Point) sebesar 52,61%, dan SDP (Shut Down Point) sebesar 31,6%. Berdasarkan analisis ekonomi, pabrik sodium nitrat layak dipertimbangan untuk didirikan.