Penelitian ini menganalisis tingkat kerentanan dan kesiapsiagaan
masyarakat Desa Beruk dalam menghadapi bencana tanah longsor. Dengan
topografi berbukit, desa ini menghadapi potensi bencana tanah longsor setiap
tahunnya, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan
masyarakat agar dapat mengurangi dampak bencana dan memperkuat ketahanan
mereka dalam menghadapi situasi darurat Studi ini menggunakan metode
kuantitatif dengan dokumentasi dan kuesioner yang melibatkan 95 responden dari
berbagai dusun. Data dianalisis secara spasial dan deskriptif, meliputi aspek
kerentanan fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kesiapsiagaan diukur melalui
indikator pengetahuan, kebijakan, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini,
dan mobilisasi sumber daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dusun Pingkok
memiliki tingkat kerentanan sedang, sementara dusun-dusun lain seperti
Ngantirejo, Beruk Wetan, Beruk Kulon, dan Kambangan memiliki kerentanan
rendah. Dari sisi kesiapsiagaan, Dusun Ngantirejo, Kambangan, dan Gunung
Lading dinilai cukup siap, sementara Dusun Pingkok dan Beruk Wetan berada
pada kategori hampir siap. Beberapa dusun lain, seperti Beruk Kulon dan
Pringombo, dinilai kurang siap, dan Dusun Selangkah belum menunjukkan
kesiapan dalam menghadapi bencana.Upaya peningkatan kesiapsiagaan meliputi
edukasi bencana, penguatan sistem peringatan dini, penyusunan rencana evakuasi,
dan peningkatan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Upaya ini
diharapkan dapat memperkuat kesiapsiagaan Desa Beruk terhadap bencana tanah
longsor.