Pemerintah Indonesia bersama PT PLN
menjalankan program konversi kompor LPG ke kompor induksi untuk menyelesaikan
permasalahan kelebihan pasokan listrik PT PLN dan masalah Current Account
Deficit. Berdasarkan hasil Pilot Project di Surakarta menunjukan
respon masyarakat terkait perpindahan penggunaan kompor induksi cukup kurang
untuk sepenuhnya beralih ke kompor induksi. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor yang menjadi pertimbangan konsumen di
Indonesia dalam menggunakan kompor induksi di
kehidupan sehari-hari. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner
online dan dilanjutkan dengan melakukan pembobotan subfaktor menggunakan Fuzzy
AHP. Pendekatan ini dipilih untuk mengatasi ketidakpastian dan ambiguitas
dalam penilaian keputusan adopsi yang melibatkan berbagai faktor subjektif.
Faktor utama yang dianalisis meliputi kemanfaatan, kemudahan penggunaan,
kontrol perilaku, risiko, dan hambatan infrastruktur dengan masing-masing
terdiri dari tiga subfaktor. Hasil analisis menunjukkan bahwa subfaktor
keyakinan penggunaan pada faktor kontrol perilaku memiliki bobot akhir paling
besar yaitu 11,87%, lalu subfaktor mudah digunakan pada faktor kemudahan
penggunaan memiliki bobot 11,20%, dan subfaktor risiko lebih besar dari kompor
lain pada faktor risiko memiliki bobot 10,10%. Temuan ini memberikan wawasan
bagi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk merancang rekomendasi usulan yang
lebih efektif berdasarkan faktor-faktor yang menjadi prioritas
pertimbangan konsumen Indonesia dalam menggunakan kompor induksi.