;

Abstrak


Peran Parameter Klinis, Laboratorium, dan Karakteristik Tumor sebagai Prediktor Respon Terapi Pasien Kanker Ovarium Epitel


Oleh :
Sheila Savitri - S972108007 - Fak. Kedokteran

<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-ID X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Aptos",sans-serif; mso-ascii-font-family:Aptos; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Aptos; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-font-kerning:1.0pt; mso-ligatures:standardcontextual; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]-->

Pendahuluan: Kanker ovarium merupakan jenis keganasan ginekologi dengan angka morbiditas dan mortalitas yang semakin meningkat di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah pasien yang tidak merespon terhadap rangkaian terapi standard. Pasien dengan respon buruk terhadap terapi standard harus menerima tambahan regimen lain. Saat ini penanda yang dapat digunakan untuk memprediksi respon terapi secara lebih dini masih berbasis biomolekuler, sehingga sulit diaplikasikan di daerah dengan sumber daya terbatas.

Tujuan: Mengetahui peran parameter klinis, laboratorium, dan karakteristik tumor sebagai prediktor respon terapi pasien kanker ovarium epitel.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cohort retrospektif terhadap 1048 pasien kanker ovarium epitel di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada periode September 2019 – September 2023 yang telah menjalani terapi standard dan evaluasi respon terapi menggunakan kriteria RECIST versi 1.1. Dilakukan penilaian terhadap parameter klinis (usia, paritas, ascites), laboratorium (kadar hemoglobin, nilai SII, nilai PT, kadar albumin, parameter fungsi liver dan fungsi ginjal, kadar CA 125), dan karakteristik tumor (stadium, subtipe histologi, dan lokasi tumor) untuk mengetahui perannya sebagai prediktor respon terapi pasien kanker ovarium epitel.

Hasil: Sebanyak 383 pasien (36,5%) kanker ovarium dengan respon terapi buruk dan 665 pasien (63,5%) dengan respon terapi baik. Adanya ascites (RR = 1,491; IK 95% 1,106 – 2,011; p = 0,009), kadar albumin pra terapi ≤ 3,0 g/dL (RR = 2,487; IK 95% 1,859 – 3,326; p < 0 xss=removed>p < 0 xss=removed>p = 0,013), dan keterlibatan ovarium bilateral (RR = 1,806; IK 95% 1,303 – 2,504; p < 0>

Simpulan: Ascites, kadar albumin pra terapi ≤ 3,0 g/dL, stadium lanjut, subtipe serosa, dan keterlibatan ovarium bilateral dapat digunakan sebagai prediktor respon terapi pasien kanker ovarium epitel.