Fatiya Fajar Utami. B0220001. 2024. Penguasaan Bunyi Dental dan Alveolar pada Anak Tunarungu di SLB Negeri B Pertiwi Kabupaten Ponorogo. Skripsi: Program Studi Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Alasan
yang mendasari dilakukannya penelitian ini ialah adanya fenomena kebahasaan
khususnya penguasaan bunyi dental dan alveolar pada anak tunarungu di SLB Negeri
B Pertiwi, Kabupaten Ponorogo. Keterbatasan kemampuan menangkap bunyi pada anak
tunarungu menjadi permasalahan dalam penguasaan bunyi bahasa, khususnya pada
penguasaan bunyi dental bahasa Indonesia.
Permasalahan yang dibahas pada
penelitian ini adalah (1) bagaimana realisasi bunyi dental dan alveolar pada
anak tunarungu di SLB Negeri B Pertiwi?, dan (2) bagaimana perubahan jenis bunyi
yang dihasilkan oleh anak tunarungu di SLB Negeri Pertiwi?
Tujuan
dari tulisan ini ialah (1) mendeskripsikan realisasi bunyi dental dan alveolar oleh
anak tunarungu di SLB Negeri B Pertiwi, dan (2) mendeskripsikan perubahan jenis
bunyi yang dihasilkan oleh anak tunarungu di SLB Negeri B Pertiwi.
Penelitian
ini berjenis kualitatif deskriptif. Data penelitian berupa bunyi ujaran kata
yang dituturkan oleh informan menggunakan flash card. Sumber data pada
penelitian ini ialah anak tunarungu SLB Negeri B Pertiwi, Kabupaten Ponorogo.
Data disediakan dengan metode simak libat cakap dengan teknik rekam dan catat.
Data dianalisis menggunakan metode padan fonetis artikulatoris dengan teknik analisis
data pilah unsur penentu (PUP).
Simpulan dari penelitian ini ditemukan sebanyak sepuluh realisasi perubahan jenis bunyi yang dihasilkan di antaranya, perubahan ke kelompok bunyi dental, perubahan ke bunyi lateral, perubahan ke bunyi velar, perubahan ke bunyi glotal, perubahan ke bunyi laringal, perubahan ke bunyi semi-vokal bilabial, perubahan ke kelompok bunyi alveolar, perubahan ke bunyi nasal, perubahan ke kelompok bunyi vokal, serta perubahan bunyi yang melesap digantikan ke bunyi vokal. Perubahan paling banyak terjadi ditunjukkan pada bunyi konsonan yang diikuti vokal /i/. Informan cenderung melakukan pelesapan dan penggantian bunyi /i/ dengan bunyi vokal lain, seperti /a/, /u/, /o/, dan /ə/ setelah bunyi konsonan /t/, /d/, dan /n/ direalisasikan. Namun, pada realisasi konsonan yang diikuti vokal /a/ sebagian besar informan mampu merealisasikan bunyi dengan benar.