;
Latar
belakang:
Infeksi laten tuberkulosis (ILTB) adalah kondisi imun persisten yang merespon
stimulasi antigen Mtb tanpa disertai bukti klinis penyakit tuberkulosis.
Infeksi laten tuberkulosis memiliki risiko reaktivasi yang tinggi terutama pada
subjek immunocompromised seperti penderita infeksi human
immunodeficiency virus (HIV). Deteksi dini ILTB menjadi salah satu upaya
pemberantasan TBC dengan mencegah reaktivasi kuman Mtb. Tuberculin skin test
(TST) dan interferon gamma release assay (IGRA) menjadi metode
pemeriksaan yang digunakan dalam diagnosis ILTB meskipun baku emas ILTB masih
belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan diagnostik
dan tingkat kesesuaian antar biomarker yaitu TST, IFN-γ, IL-12, dan IL-17 dalam
deteksi ILTB pada penderita HIV.
Metode : Penelitian uji
diagnostik dilakukan pada penderita infeksi HIV yang menjalani pengobatan di
poli voluntary counselling and testing(VCT) RSUD dr. Moewardi Surakarta
pada bulan November 2023. Subjek penelitian sebanyak 50 orang ditentukan dengan
metode consecutive sampling. Subjek dilakukan pemeriksaan TST dan
pengambilan sampel darah. Darah digunakan untuk pemeriksaan kadar IFN-γ, IL-12,
dan IL-17 melalui metode enzyme-linked immunosorbent assay(ELISA).
Hasil
: Uji
diagnostik penelitian ini menggunakan nilai cut off yang diperoleh dari analisis
AUC pada kurva ROC. Berdasarkan nilai cut off yang didapatkan untuk biomarker
IFN-γ ≥0.69, IL-12 ≥11.85, dan IL-17 ≥11.98 menunjukkan
hasil penilaian sensitivitas dan spesifisitas sebagai berikut: IFN-γ(85.7%;
58.1%), IL-12(85.7%;65.1%), dan IL-17(85.7%;74.4%). Pemeriksaan TST dengan IFN-γ,
IL-12, dan IL-17 secara signifikan menunjukkan tingkat kesesuaian cukup (Kappa
0.200 - 0.399; p < 0>
Simpulan: IFN-γ, IL-12, dan IL-17 memiliki kemampuan diagnostik ILTB pada penderita infeksi HIV dengan sensitivitas baik dan spesifisitas lemah. Uji kesesuaian TST dengan IFN-γ, IL-12, dan IL-17 menunjukkan tingkat kesesuaian cukup.