Dalam menghadapi tantangan beragamnya bencana
yang muncul dan jumlah kejadian
bencana yang terus meningkat dari tahun 2021-2023, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan
melalui berbagai program
yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
kebencanaan. Kegiatan Sekolah/Madrasah Aman Bencana, yang
dilaksanakan sejak 2017, menjadi salah satu
program unggulan BPBD DKI Jakarta
Penelitian ini mengevaluasi implementasi kegiatan tersebut
dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, menggunakan konsep kepatuhan dan what’s happening. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa observasi, wawancara,
dan studi dokumentasi. Informan
ditentukan dengan purposive sampling. Adapun pihak yang diwawancara adalah
pihak dari Bidang 1 Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DKI Jakarta dan pihak
sekolah. Validitas data dilakukan dengan triangulasi metode dan sumber data. Analisis
data menggunakan modal Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam konsep
kepatuhan kebijakan, perilaku
implementor sekolah sudah menjalankan kebijakan mengikuti aturan dan langkah yang sudah ditetapkan. Pemahaman implementor yaitu sekolah sudah cukup paham dan
mengerti isi dan instruksi yang ada
dalam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Dalam konsep what’s happening
dalam dimensi banyaknya aktor yang terlibat, terdapat BPBD DKI Jakarta, sekolah (guru, siswa, kepala
sekolah), Disgulkarmat, dan PMI. Dalam dimensi kejelasan tujuan, terdapat
Pergub DKI Jakarta Nomor 187 Tahun
2016 yang mengatur pelaksanaan kegiatan dan tujuan yang akan dicapai. Dalam
dimensi kompleksitas program pemerintah, pemilihan lokasi dan ketersediaan alat menjadi hal kompleks yang perlu
diperhatikan. Dalam dimensi partisipasi dalam
semua unit pemerintahan terdapat BPBD DKI Jakarta, Dinas Pendidikan, Dinas
Agama, Disgulkarmat, hingga PMI yang saling bekerja sama dalam
keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Dalam dimensi faktor
yang tidak terkendali, terdapat hambatan terbatasnya sumber daya manusia dari BPBD
DKI Jakarta dan sekolah kesulitan mengatur waktu untuk melaksanakan simulasi.