Topik mengenai kesehatan mental semakin populer di kalangan masyarakat termasuk pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), sehingga minat untuk memahami dan mengatasi gangguan mental menjadi meningkat. Hal tersebut berdampak pada banyaknya siswa yang mencoba mendiagnosis kondisi mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku diagnosis diri gangguan mental dengan perilaku mencari bantuan pada siswa SMA YPVDP Bontang. Sampel pada penelitian ini adalah siswa SMA YPVDP Bontang sebanyak 270 siswa yangdidapat dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Sampel dibagi menjadi 3, yaitu siswa kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Instrumen skala yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Perilaku Diagnosis Diri Gangguan Mental (α = 0,722) dan Skala Perilaku Mencari Bantuan Profesional (α = 0,856). Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode regresi linear sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel perilaku diagnosis diri gangguan mental dengan perilaku mencari bantuan pada siswa SMA YPVDP Bontang (sig. 0,000). Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara perilaku diagnosis diri gangguan mental dengan perilaku mencari bantuan profesional pada siswa SMA YPVDP Bontang (sig. 0,000) dan termasuk dalam kategori korelasi lemah (nilai koefisien korelasi = 0,284).