;

Abstrak


Perbedaan Nilai FiO2, PaO2, Skor Hiposemik Dan Durasi Perbaikan Klinis Pasien Penyakitparu Dengan Gagal Napas Hipokemik Dengan Dan Tanpa Pemberiaan Inhalasi Hyaluronic Acid


Oleh :
Rocherman Gema Adyta - S602102010 - Fak. Kedokteran

Rocherman Gema Adytama, 2024, Tesis. Perbedaan nilai FiO2, PaO2, skor hipoksemik, dan durasi perbaikan klinis pasien penyakit paru dengan gagal napas hipoksemik dengan dan tanpa pemberian HMW-HA  inhalasi. Pembimbing I: Prof. Dr. dr. Yusup Subagio Sutanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR; Pembimbing II : dr. Artrien Adhiputri, Sp.P, M. BioMed, Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

 

ABSTRAK

 

PERBEDAAN NILAI FiO2, PaO2, SKOR HIPOKSEMIK, DAN DURASI PERBAIKAN KLINIS PASIEN PENYAKIT PARU DENGAN GAGAL NAPAS HIPOKSEMIK DENGAN DAN TANPA  INHALASI HYALURONIC ACID

Rocherman Gema Adytama, Yusup Subagio Sutanto, Artrien Adhiputri Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RS dr. Moewardi Surakarta

 

Latar belakang: Hyaluronic acid merupakan komponen utama matriks ekstraseluler. Hyaluronan synthases membentuk high-molecular weight hyaluronic acid (HMW-HA) yang bersifat antiinflamasi dan bersifat higroskopik (menyerap air hingga 1.000 kali dari berat molekulnya) sehingga membentuk molekul gel-like fluid dengan viskositas yang tinggi yang bersifat barrier fungsional untuk jaringan. Pada keadaan inflamasi atau cedera jaringan HMW-HA akan didegradasi oleh hyaluronidase (HYAL) atau reactive species oxygen (ROS) menjadi low-molecular weight hyaluronic acid (LMW-HA) yang bersifat pro-inflamasi. Ketidakmampuan sistem pernapasan untuk menjalankan fungsi pernapasan akan menyebabkan gagal napas. Gagal napas sering kali merupakan komplikasi dari penyakit saluran napas akut, sepsis atau syok. Proses patologis paru yang melibatkan bronki (seperti status asmatikus, bronkiolitis), inflamasi atau infeksi parenkim paru (pneumonia, aspirasi, fibrosis kistik) menyebabkan obstruksi jalan napas dan kerusakan parenkim sehingga terjadi V/Q missmatch dan gangguan pertukaran gas. Gagal napas hipoksemia ditandai dengan PaO2 < 60>2 < 91>P/F ratio < 300>2 10 mmHg dari nilai sebelumnya. Inflamasi akut menyebabkan HMW-HA terdegradasi menjadi LMW- HA yang bersifat pro inflamasi poten. Suplementasi HMW-HA secara eksogen dapat mengembalikan homeostasis HA dalam bentuk yang belum terdegradasi, sehingga memperbaiki inflamasi, memperbaiki fungsi paru, dan memperbaiki progresi gagal napas. High-molecular weight hyaluronic acid yang diberikan secara inhalasi atau instilasi trakea dapat berperan sebagai agen anti inflamasi, memperbaiki hyperreactive jalan napas, peningkatan hidrasi mukus, perbaikan transpor mukus, dan mengurangi mukus plugging pada jalan napas, memperlambat proses remodelling dan modifikasi biofilm saluran napas. Peneliti ingin mengetahui perbedaan nilai FiO2, PaO2, skor hipoksemik, dan durasi perbaikan klinis pasien penyakit paru dengan gagal napas dengan dan tanpa pemberian HMW-HA inhalasi.

Metode: Uji klinis quasi eksperimental dengan pendekatan pretest posttest study design dan posttest only control group design dilakukan pada pasien penyakit paru dengan gagal napas yang menjalani perawatan di bangsal RSUD dr. Moewardi pada Juli sampai dengan September 2024 dengan consecutive sampling. Kelompok perlakuan (n=14) mendapatkan terapi standar gagal napas dan HMW-HA inhalasi sebanyak 2 kali/hari sampai mengalami perbaikan klinis. Kelompok kontrol (n=14) mendapatkan terapi standar gagal napas. Nilai FiO2, PaO2, skor hipoksemik dinilai pada awal dan akhir penelitian. Durasi perbaikan klinis setiap kelompok didapatkan di akhir penelitian.

Hasil: Terdapat perbedaan signifikan (p<0 xss=removed> pada nilai PaO2 dan post inhalasi kelompok perlakuan, dan saat diabandingkan dengan kelompok kontrol perbaikan pada kelompok perlakuan signifikan secara statistik (p=0.043). Terdapat perbaikan nilai skor hipoksemik (p<0 xss=removed> penurunan FiO2 (p= 0.002) dan durasi perbaikan klinis yang lebih cepat (p=0.101) pre dan post inhalasi pada kelompok perlakuan, namun saat dibandingkan dengan kelompok kontrol tidak bermakna secara statistik (p > 0.05).

Simpulan: Pemberian HMW-HA inhalasi sebagai terapi tambahan penyakit paru dengan gagal napas dapat meningkatkan nilai PaO2 secara signifikan.