;
Rocherman Gema Adytama, 2024, Tesis. Perbedaan nilai FiO2, PaO2,
skor hipoksemik, dan durasi perbaikan klinis
pasien penyakit paru dengan gagal napas hipoksemik
dengan dan tanpa pemberian HMW-HA inhalasi. Pembimbing I: Prof.
Dr. dr. Yusup Subagio Sutanto,
Sp.P(K), FISR, FAPSR; Pembimbing II : dr. Artrien
Adhiputri, Sp.P, M. BioMed, Program
Pendidikan Dokter Spesialis
Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
ABSTRAK
PERBEDAAN NILAI FiO2,
PaO2,
SKOR HIPOKSEMIK, DAN DURASI PERBAIKAN KLINIS PASIEN PENYAKIT PARU
DENGAN GAGAL NAPAS HIPOKSEMIK DENGAN DAN TANPA INHALASI HYALURONIC ACID
Rocherman Gema Adytama, Yusup Subagio Sutanto, Artrien Adhiputri Departemen Pulmonologi dan Kedokteran
Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret/RS dr. Moewardi Surakarta
Latar belakang: Hyaluronic acid merupakan komponen utama matriks ekstraseluler. Hyaluronan
synthases membentuk high-molecular weight hyaluronic acid (HMW-HA) yang bersifat antiinflamasi dan bersifat higroskopik
(menyerap air hingga 1.000 kali dari berat molekulnya) sehingga membentuk molekul gel-like
fluid dengan viskositas yang tinggi yang bersifat barrier fungsional
untuk jaringan. Pada keadaan inflamasi atau cedera jaringan HMW-HA akan
didegradasi oleh hyaluronidase (HYAL) atau reactive species oxygen (ROS) menjadi low-molecular weight hyaluronic acid (LMW-HA) yang bersifat pro-inflamasi. Ketidakmampuan sistem
pernapasan untuk menjalankan fungsi pernapasan akan menyebabkan
gagal napas. Gagal napas sering
kali merupakan komplikasi dari penyakit saluran
napas akut, sepsis atau syok. Proses patologis paru yang melibatkan bronki (seperti status
asmatikus, bronkiolitis), inflamasi atau infeksi parenkim paru (pneumonia, aspirasi, fibrosis kistik)
menyebabkan obstruksi jalan napas dan kerusakan parenkim sehingga terjadi V/Q missmatch dan gangguan pertukaran gas. Gagal
napas hipoksemia ditandai dengan PaO2 < 60>2 < 91>P/F ratio < 300>2 10 mmHg
dari nilai
sebelumnya. Inflamasi
akut menyebabkan HMW-HA terdegradasi menjadi
LMW- HA yang bersifat pro inflamasi poten. Suplementasi HMW-HA secara eksogen
dapat mengembalikan
homeostasis HA dalam bentuk yang belum terdegradasi, sehingga memperbaiki inflamasi, memperbaiki fungsi paru, dan memperbaiki progresi gagal napas. High-molecular weight
hyaluronic acid yang
diberikan secara inhalasi
atau instilasi trakea
dapat berperan sebagai agen anti inflamasi, memperbaiki hyperreactive jalan napas, peningkatan
hidrasi mukus, perbaikan transpor mukus,
dan mengurangi mukus plugging pada
jalan napas, memperlambat proses remodelling
dan modifikasi biofilm saluran napas. Peneliti ingin mengetahui perbedaan nilai FiO2, PaO2,
skor hipoksemik, dan durasi perbaikan
klinis pasien penyakit
paru dengan gagal napas dengan
dan tanpa pemberian HMW-HA inhalasi.
Metode:
Uji klinis
quasi eksperimental
dengan pendekatan
pretest posttest study design dan posttest only control group design dilakukan
pada pasien penyakit paru dengan gagal napas yang menjalani perawatan di bangsal RSUD dr. Moewardi
pada Juli sampai dengan September 2024 dengan consecutive sampling. Kelompok
perlakuan (n=14) mendapatkan terapi standar gagal napas dan HMW-HA inhalasi sebanyak 2 kali/hari
sampai mengalami perbaikan klinis. Kelompok kontrol (n=14) mendapatkan terapi standar gagal napas. Nilai FiO2, PaO2, skor hipoksemik dinilai pada awal dan akhir penelitian. Durasi perbaikan
klinis setiap kelompok didapatkan di akhir
penelitian.
Hasil:
Terdapat perbedaan
signifikan (p<0 xss=removed> pada nilai PaO2 dan post inhalasi
kelompok perlakuan, dan saat
diabandingkan dengan kelompok kontrol perbaikan pada kelompok perlakuan signifikan secara statistik (p=0.043). Terdapat
perbaikan nilai skor hipoksemik (p<0 xss=removed> penurunan
FiO2
(p= 0.002) dan durasi
perbaikan klinis yang lebih cepat (p=0.101) pre dan post inhalasi pada kelompok perlakuan,
namun saat dibandingkan dengan kelompok kontrol tidak bermakna secara statistik (p > 0.05).
Simpulan: Pemberian HMW-HA inhalasi sebagai terapi
tambahan penyakit paru dengan gagal napas dapat
meningkatkan nilai PaO2 secara signifikan.