;

Abstrak


Prediksi Urbanisasi Dan Resiko Bencana Tsunami Di Aerotropolis Kabupaten Kulon Progo Tahun 2033 Dan 2043


Oleh :
Fitria Dewi Kartika - S882202003 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Memprediksi urbanisasi di Aerotropolis Kabupaten Kulon Progo tahun 2033 dan 2043; 2) Memprediksi risiko bencana tsunami di Aerotropolis Kabupaten Kulon Progo tahun 2033 dan 2043; 3) Membuat arahan mitigasi bencana tsunami di Aerotropolis Kabupaten Kulon Progo. Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mix method. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan keruangan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah fungsi kawasan, dengan seluruh fungsi kawasan merupakan sampel. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara tidak terstruktur, kajian dokumen, dan intepretasi citra. Teknik Validitas Data pada penelitian ini yaitu menggunakan trianggulasi data, dan uji validitas data citra. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Analisis Prediksi urbanisasi tahun 2033 dan 2043 dengan menggunakan model Cellular Automata dalam perangkat lunak QGIS 2.10 dengan plugin MOLUSCE; 2) Analisis Prediksi Risiko Bencana Tsunami dengan cara melakukan prediksi pada setiap parameter bahaya dan kerentanan dengan menggunakan rumus Exponential, rumus trend moment, dan pemodelan Cellular Automata; dan 3) Analisis arahan mitigasi bencana dengan sistem zonasi dengan overlay data buffer zone, risiko bencana tsunami, dan penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Prediksi penggunaan lahan ke depan menunjukkan bahwa urbanisasi akan terus berlanjut. Hasil prediksi menunjukan lahan terbangun akan meningkat seiring waktu. Pada Tahun 2033 diprediksi lahan terbangun meningkat menjadi 2333,28 Ha, dan tahun 2043 menjadi 2352,26 Ha; 2) Hasil prediksi risiko menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar kawasan masih dalam kategori risiko sedang, area risiko tinggi meningkat secara signifikan dari 1528,32 Ha pada 2023 menjadi 2394,62 Ha pada 2043; 3) Upaya mitigasi yang telah dilakukan meliputi pembangunan infrastruktur, seperti breakwater di muara sungai, pengembangan greenbelt yang ditanami berbagai jenis vegetasi pelindung, serta penerapan sistem peringatan dini di bandara. Meskipun demikian, fokus mitigasi saat ini cenderung terbatas pada area sekitar bandara, sehingga pendekatan zonasi yang lebih komprehensif perlu dikembangkan.  Zonasi yang disarankan mencakup pemanfaatan lahan di kawasan risiko rendah untuk kegiatan perkebunan dan permukiman, serta pengelolaan lahan di kawasan berbahaya dengan menyediakan jalur evakuasi dan bangunan tahan bencana.