Latar Belakang: Kehamilan pada penderita systemic lupus erythematosus adalah kehamilan dengan risiko tinggi, karena dapat memberikan dampak negatif kepada ibu dan janin yang dikandungnya seperti kejadian pregnancy loss. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian pregnancy loss pada pengidap SLE adalah peningkatan dari aktivitas lupus dan juga antifosfolipid sindrom (APS). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat proporsi kejadian serta hubungan antara kejadian pregnancy loss dengan derajat aktivitas penyakit SLE.
Metode: Teknik penelitian yang dipilih oleh penulis adalah teknik observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini diambil dari kasus ibu hamil dengan SLE di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2021-2023 dengan teknik purposive sampling. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ibu hamil dengan SLE, dan variabel terikat adalah kejadian pregnancy loss. Data diolah dengan teknik analisis bivariat menggunakan software SPSS dan dianalisis menggunakan teknik chi-square.
Hasil: Didapatkan 81 responden yang termasuk kriteria inklusi, yang terdiri dari 66 ibu hamil dengan derajat aktivitas SLE ringan dan 15 ibu hamil dengan derajat aktivitas sedang-berat. Responden akan dianalisis karakteristiknya, seperti status pregnancy loss, status usia, dan status flare. Didapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian pregnancy loss dengan derajat aktivitas systemic lupus erythematosus. Didapatkan nilai p=0,723 dan r=0,571.
Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian pregnancy loss dengan derajat aktivitas systemic lupus erythematosus, yaitu ringan dan sedang-berat.