Tulisan ini mengkaji dan meneliti tanah liat dengan
tes lempengan sesuai dengan ilmu keramik. Tanah
liat merupakan bahan baku dalam pembuatan gerabah yang
memiliki karakteristik berbeda-beda di setiap daerah.
Penelitian ini untuk mengembangkan
potensi tanah liat di Dusun Beuti Kabupaten Ciamis. Bertujuan menarik minat
masyarakat agar tertarik untuk memanfaatkan tanah liat di daerah mereka. Dengan
menambah grog dari Limbah Gerabah Bayat sebagai campuran tanah liat
Dusun Beuti. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
limbah gerabah dengan cara memanfaatkan kembali sebagai campuran dalam
tanah liat Dusun Beuti. Penelitian ini menggunakan
bentuk pendekatan action research atau bisa disebut dengan
penelitian tindakan. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap dan dikerjakan
secara berurutan dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dan kuantitatif secara khusus membahas proses pengolahan tanah dari
Dusun Beuti yang kemudian akan dicampurkan dengan grog dari Bayat.
Tanah liat Dusun Beuti merupakan tanah liat jenis earthenware dan
bersifat plastis. Tanah liat berwarna coklat muda dan bertekstur kasar. Proses
pengolahan dilakukan dengan uji lempengan menggunakan perhitungan segitiga
triaksial sebanyak 36 formula. Tes lempengan mampu dibakar biskuit hingga suhu 900oC. Tanah
liat yang berasal dari Dusun Beuti tidak mampu dijadikan bahan baku keramik
apabila tanpa campuran material lain. Kemudian diuji dengan menambah grog
dan kaolin. Lempengan kemudian diuji dengan pembakaran biskuit 900oC
dan pembakaran kedua bergelasir dengan suhu 1100 derajat. Dengan
hasil kesimpulan terdapat 3 alternatif formula yang dapat
dijadikan gerabah, yaitu lempengan nomor 26, 29, dan 31.