Industri tekstil merupakan salah satu industri yang menyokong perekonomian Indonesia. Besarnya industri tektil Indonesia juga berarti memiliki arti potensi pencemaran lingkungan juga besar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui beban pencemar pada inlet IPAL Industri Tekstil. Tujuan selanjutnya dari penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai LC50-96 jam terhadap mortalitas dan kondisi morfologi pada uji toksisitas ikan Nila yang terpapar limbah industri tekstil. Terdapat dua metode yang digunakan adalah uji pendahuluan untuk menetukan konsentrasi dengan prinsip Rangkaian Acak Lengkap (RAL) yang didasari Range Finding Test (RFT). Metode selanjutnya adalah uji toksisitas untuk mengetahui tingkat mortalitas disertai uji perubahan fisik ikan. Hasil uji toksistas kemudian divalidasi dengan perhitungan probit. Hasil penelitian menunjukkan kualitas limbah pada Inlet IPAL melampaui baku mutu yang meliputi sulfida, Phenol, Krom, dan minyak lemak. Uji toksisitas LC-50 96 jam digunakan 5 konsentrasi cairan yang meliputi K1/a (0,912 L limbah cair dan 9,1 L air), K2/b (1,3 L limbah cair dan 8,7 L air), K3/c (1,9 L limbah cair dan 8,1 L air), K4/d (2,8 L limbah cair dan 7,2 L air), K5 /e (4,1 L limbah cair dan 5,9 L air). Hasil observasi menunjukkan LC-50 96 jam berada pada cairan K2-K3 atau dengan kata lain LC50 96 jam berada pada konsentrasi air limbah sebesar 13?n 19%. Limbah dapat dikatakan cukup berbahaya dikarenakan dapat menyebabkan kematian sebesar 50?ri populasi hewan uji dalam waktu 96 jam walau dengan konsentrasi yang tidak tinggi. Didapatkan adanya perubahan fisik ikan akibat paparan limbah cair, perubahan fisik tersebut berupa badan serta organ ikan yang membengkak dan adanya lendir. Pembengkakan dan lendir akibat reaksi terhadap paparan logam berat serta tanda bahwa ada gangguan pada kemampuan osmoregulasi.