;
Kabupaten Klaten merupakan salah satu sentra beras yang cukup terkenal di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini mendorong adanya varietas lokal unggul yaitu padi rojolele. Padi rojolele memiliki umur tanaman 140 - 160 HST dan tinggi tanaman 155 cm. Kondisi ini membuat petani enggan menanam lagi karena rentan roboh dan panen cukup lama. Pemerintah Kabupaten Klaten bekerja sama dengan Badan Teknologi Nuklir (BATAN) dari 2013 - 2019 mengembangkan varietas padi Rojolele Srinuk yang memiliki usia tanam 105 - 120 HST dan tinggi tanaman 113 cm dengan karakteristik rasa dan aroma sama dengan rojolele induk. Sejak saat itu, para petani kembali berminat menanam padi Rojolele Srinuk. Kendala yang terjadi dalam penanaman padi Rojolele Srinuk pada tingkat petani yaitu adanya perubahan iklim, munculnya varietas unggul baru, dan kesulitan akses pasar langsung kepada penggilingan padi sehingga pada tahun 2023 banyak petani yang beralih tanam ke padi varietas lainnya. Kondisi ini mengganggu ketersedian beras Rojolele Srinuk ditengah kondisi konsumen yang sudah banyak dengan kebutuhan beras 80 -100 ton setiap bulannya. Kondisi ini mendorong penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor – faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan budidaya padi Rojolele Srinuk, (2) menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap beras Rojolele Srinuk, dan (3) merumuskan strategi sistem pengembangan beras Rojolele Srinuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis MICMAC melalui judgement pakar untuk menganalisis faktor - faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan usaha tani dan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) melalui judgement pakar dan focus group discussion untuk merumuskan strategi sistem pengembangan beras Rojolele Srinuk. Pendekatan penelitian kuantitif dilakukan untuk survei perilaku konsumen terhadap beras Rojolele Srinuk yang dianalisis dengan Structural Equation Modelling - Partial Least Square (SEM - PLS). Hasil penelitian ini menunjukkan faktor - faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan untuk alternatif strategi sistem pengembangan beras Rojolele Srinuk bagi pemerintah daerah yaitu penyuluhan pertanian, produktivitas usaha tani, pemilihan benih, biaya usaha tani, dan kebijakan pemerintah daerah. Faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan untuk alternatif strategi sistem pengembangan beras Rojolele Srinuk bagi kelompok tani yaitu penggunaan pupuk, peran kelompok tani, pengalaman usaha tani, penerapan pertanian organik. Berdasarkan analisis SEM-PLS yang telah dilakukan variabel yang memiliki signifikansi kuat sehingga menjadi faktor kunci penentu alternatif strategi bagi penjual dan pemasok beras Rojolele Srinuk yaitu persepsi risiko, motif keberlanjutan, norma subjektif, persepsi perilaku, dan sikap konsumen. Berdasarkan analisis AHP yang telah dilakukan oleh peneliti prioritas strategi bagi pemerintah daerah yaitu penetapan kebijakan harga dasar untuk gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), dan beras Rojolele Srinuk. Prioritas strategi bagi kelompok tani yaitu menjadikan petani yang berpengalaman budidaya Rojolele Srinuk sebagai role model. Prioritas strategi bagi pemasok dan penjual beras Rojolele Srinuk yaitu pembentukan SOP pasca panen untuk menjamin kualitas beras Rojolele Srinuk yang konsisten.