Penelitian yang
berjudul “Aktivitas Berkesenian Hanindawan dan Pengaruhnya terhadap
Perkembangan Teater Gidag Gidig di Surakarta Tahun 1977-2023”. Permasalahan
yang diangkat adalah (1) Bagaimana kondisi Teater Gidag Gidig sebelum dan
ketika dipimpin Hanindawan tahun 1977-1989?. (2) Apa upaya pendekatan teater
Hanindawan kepada masyarakat ketika memimpin Teater Gidag Gidig tahun 1990-2012?,
(3) Bagaimana perubahan Teater Gidag Gidig pada masa kepemimpinan Hanindawan
tahun 2012-2023?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah
sosok Hanindawan sebagai seorang seniman dan pengaruhnya terhadap Teater Gidag
Gidig di Surakarta tahun 1977-2023.
Penelitian ini
menggunakan metode penelitian historis yang terdiri dari lima tahapan, yakni
pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber),
verifikasi (kritik sumber),
interpretasi (penafsiran) dan historiografi (penulisan sejarah).
Hasil Penelitian menunjukkan
Hanindawan mulai mengenal seni pertunjukan teater pada tahun 1977, saat masuk
menjadi anggota Teater Gidag Gidig yang berdiri di tahun sebelumnya yaitu 1976.
Hanindawan mulai dipercaya untuk melatih anggota Teater Gidag Gidig tahun 1980
dan menjadi pimpinan menggantikan Bambang Sugiarto pada tahun 1983. Kemudian,
Hanindawan menyerahkan kepemimpinan kepada Bambang Sugiarto pada tahun 1977
karena urusan pekerjaan. Sekembalinya Hanindawan, pada tahun 1990 Hanindawan
dipercaya menjadi pimpinan hingga penelitian ini dibuat pada tahun 2023. Hanindawan
membawa perkembangan kepada Teater Gidag Gidig seperti adanya kegiatan dan program-program
yang inovatif seperti Teater Untuk Tetangga, Festival Teater tingkat SLTA,
Thoprak Pendhapan dan merubah Teater Gidag Gidig menjadi kelompok yang inklusif
dan menjadi kelompok fasilitator kegiatan kesenian. Aktifitas berkesenian
Hanindawan dimulai ketika masuk Teater Gidag Gidig, kemudian terlibat dalam
berdirinya teater di SMA dan teater kampus serta kolaborasi dengan
seniman-seniman, baik seniman teater dan diluar teater.
Kesimpulan dari dari penelitian ini adalah adanya perkembangan Teater Gidag Gidig pada masa kepemimpinan Hanindawan. Hal ini terlihat pada kepemimpinan pertama Hanindawan pada tahun 1983-1989, Teater Gidag Gidig mulai mementaskan naskah nasional akibat Hanindawan yang memang sedang mempelajari naskah-naskah tersebut. Pada kepemimpinan Hanindawan kedua di tahun 1990-2012, Teater Gidag Gidig mempunyai program-program yang dekat dengan masyarakat. Perubahan Teater Gidag Gidig menjadi kelompok yang inklusif mulai terlihat ketika adanya Kethoprak Pendhapan hingga pada tahun 2012 Teater Gidag Gidig secara jelas berubah menjadi kelompok teater yang inklusif dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan kesenian dan Studio Teater Gidag Gidig berubah nama menjadi Kedai Teater Triyagan.