Jagung merupakan komoditi pangan dan
pakan yang banyak dibudidayakan di Indonesia yang memiliki peranan strategis
dalam pembangunan pertanian dan perekonomian. Produksi jagung tiap tahun menjadi perhatian pemerintah guna memenuhi
kebutuhan pangan, pakan, dan industri. Penggunaan lahan marginal antara lain di
kawasan hutan dapat dijadikan salah satu alternatif dalam budidaya jagung. Kendala
dalam memanfaatkan lahan marginal dalam budidaya jagung adalah kualitas tanah
yang kurang baik. Pemberian biochar sebagai bahan pembenah tanah dapat membantu
perbaikan kualitas tanah. Penelitian dilakukan untuk memperoleh interaksi
antara pemberian jenis dan dosis biochar terhadap pertumbuhan dan hasil jagung dalam
sistem agroforestri berbasis kayu putih.
Penelitian melalui percobaan dilakukan di Resor
Pengolahan Hutan (RPH) Menggoran, Bagian Daerah Hutan (BDH) Playen, Kabupaten Gunung
Kidul, Yogyakarta mulai bulan Maret 2021 – Juli 2021. Percobaan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) Petak Terbagi (Split Plot) dengan dua faktor, yaitu jenis biochar dan dosis
biochar. Faktor pertama, jenis biochar dengan 3 taraf, faktor kedua, dosis
biochar dengan 5 taraf. Peubah yang diamati terdiri dari, kondisi umum, yang
terdiri dari kondisi lingkungan, analisis biochar, analisis tanah awal dan
akhir; variabel pertumbuhan, yang terdiri dari tinggi tanaman,jumlah daun,
diameter batang, kehijauan daun, bobot segar brangkasan, dan bobot kering
brangkasan; komponen hasil yang terdiri
dari panjang tongkol,diameter tongkol, dan jumlah baris per tanaman; dan hasil yang terdiri dari bobot tongkol
tanpa kelobot, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, hasil per petak panen,
dan produksi jagung. Data dari hasil pengamatan diolah dengan analisis ragam,
kemudian apabila terdapat beda nyata dilanjut dengan uji DMRT taraf 5?n uji korelasi
dan regeresi antar peubah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis
biochar sekam padi, tempurung kelapa, dan tongkol jagung dengan dosis 0, 5, 10,
15, dan 20 ton.ha-1 berpengaruh sama terhadap pertumbuhan dan hasil
jagung dalam sistem agroforestri berbasis kayu putih Biochar
tongkol jagung secara deskriptif pertumbuhan dan hasil lebih tinggi
dibandingkan biochar sekam padi. Tinggi tanaman, jumlah
daun, kehijauan daun umur 7 MST, bobot kering brangkasan umur 7MST, diameter
tongkol, bobot 100 biji, bobot biji per tanaman, bobot tongkol tanpa kelobot, hasil
per petak panen dan produksi jagung, masing – masing lebih tinggi: 6,98, 6,41,
2,88, 12,86, 3,6, 11,46, 20,36, 12,57, 19,61, 8,67%. Dosis biochar 5 ton.ha-1
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman jagung, yaitu
pada tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan kehijauan daun.