Kasus tingginya angka impor bahan pangan Indonesia sangat menyusahkan petani di Indonesia. Peristiwa ini menambah derita petani pangan lokal dikarenakan tidak adanya dukungan dari pemerintah untuk pasar dan produksi dalam negeri. Peristiwa ini berakibat terjadinya masalah ekonomi seperti penurunan pendapatan petani lokal, penurunan nilai investasi, excess supply terjadi di Indonesia, khususnya pada Kata Batu sebagai kota dengan trademark Agropolitan di Indonesia. Eksplorasi harus dilakukan guna menyelesaikan masalah lingkungan, sosial yang berakibat pada masalah ekonomi ini. Penelitian pada perancangan pasar petani ini dengan fokus pada aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi yang sangat dekat dengan demografi sosial dan alam Kota Batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan, seperti penggunaan material ramah lingkungan, pengelolaan energi yang efisien, serta desain yang mendukung sistem pertanian lokal yang dapat mempengaruhi desain dan operasional pasar petani. Penelitian ini menunjukkan bahwa arsitektur berkelanjutan tidak hanya memberikan manfaat ekologis, tetapi meningkatkan pengalaman pengunjung, memperkuat ekonomi lokal, dan menciptakan ruang sosial yang inklusif juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat di Kota Batu melalui pengelolaan sumber daya alam di sekitar dengan baik, penciptaan ruang yang sehat dan aman, pengelolaan potensi guna mendukung pengembangan pasar petani yang berdaya guna bagi masyarakat dan keberlanjutan jangka panjang.