Daun pegagan (Centella
asiatica Urb.) merupakan bahan alam yang memiliki
aktivitas antibakteri. Aktivitas antibakteri dari daun
pegagan didapatkan karena daun pegagan mengandung zat antibakteri yaitu
flavonoid, saponin, tanin, fenol, terpenoid, dan steroid. Keefektifan aktivitas
antibakteri daun pegagan dalam membunuh M. tuberculosis salah satunya
disebabkan keberadaan asiatikosida yang termasuk dalam golongan terpenoid. Asiatikosida
memiliki kelarutan yang rendah dalam air, sehingga dapat menghambat absopsi ke
dalam darah yang menyebabkan rendahnya bioavailabilitas. Oleh karena itu,
ekstrak daun pegagan diformulasikan menjadi nanoemulsi untuk meningkatkan
penetrasi dan stabilitas dari kandungan daun pegagan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak
daun pegagan dan surfaktan tween 80 terhadap karakterisasi nanoemulsi, serta menentukan
formula optimum nanoemulsi dengan variabel yang dikaji menggunakan metode 22
factorial design. Daun pegagan diekstraksi dengan maserasi menggunakan
etanol 70%. Formula optimum nanoemulsi ditentukan berdasarkan parameter ukuran partikel, indeks
polidispersitas (PDI), entrapment efficiency (EE%), dan extract loading
(EL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak daun pegagan secara
signifikan mampu meningkatkan extract loading,
tetapi menurunkan ukuran partikel, indeks polidispersitas dan entrapment
efficiency, sedangkan tween 80 berpengaruh terhadap peningkatan ukuran
partikel, tetapi menurunkan indeks polidispersitas, entrapment efficiency dan
extract loading.
Formula optimum yang diperoleh berukuran 159,025±0,451 nm; PDI 0,289±0,008; EE
66,162±0,517%; dan EL 98,336±0,013 mg/g yang mengandung ekstrak daun pegagan
sebesar 90?n tween 80 sebesar 3%. Berdasarkan penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa nanoemulsi yang diperoleh mempengaruhi hasil karakterisasi
parameter yang dikaji.